Padang Pariaman – Ambruknya beton konstruksi tanggul tebing Sungai Batang Anai di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat, kembali menjadi sorotan. Dengan nilai proyek ratusan miliar rupiah, kejadian ini menimbulkan dugaan kelalaian dalam pemeliharaan yang mengundang perhatian Lembaga Badan Advokasi Penyelamatan Aset Negara Republik Indonesia (BAPAN RI) Wilayah Sumbar.
Sutarman, SE, Kepala Bidang Investigasi BAPAN RI, menilai ada indikasi pembiaran oleh pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera-V (BWSS-V) Padang terhadap kondisi tanggul tersebut. "Sejak tahun 2020, tanda-tanda kerusakan sudah terlihat. Tanah di sekitar lokasi mulai terkikis air, tapi tidak ada upaya perbaikan," ujar Sutarman saat ditemui di Padang, Sabtu 16 November 2024
Menurutnya, kerusakan kecil ini berkembang menjadi masalah besar akibat kurangnya tindakan dari pihak terkait. Masyarakat sekitar juga menyampaikan bahwa kegiatan pemeliharaan yang dilakukan BWSS-V Padang tidak maksimal. Pekerjaan hanya sebatas penebasan rumput, sementara perbaikan konstruksi atau pembersihan sedimen dalam saluran jarang terlihat.
Mendesak Audit Investigasi
BAPAN RI mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera melakukan audit investigasi. “Kami ingin mengetahui apakah ambruknya tanggul ini disebabkan oleh faktor alam semata, atau ada unsur kelalaian,” tegas Sutarman.
Selain itu, Sutarman meminta Dirjen Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum untuk memberi teguran kepada BWSS-V Padang. "Kami harap ada kajian mendalam dari pemerintah atas dugaan pembiaran yang merugikan negara ini," imbuhnya.
Respons BWSS-V Dipertanyakan
Kasatker SNVT PJSA WS IAKR BWSS-V Padang, Arlendenovega Satria, ST. M.Eng, menyatakan pihaknya telah meninjau lokasi dan akan menindaklanjuti. Namun, Sutarman menilai respons tersebut kurang memadai. “Beton tanggul sudah ambruk sejak 2023, tapi sampai sekarang belum ada perbaikan nyata,” ungkapnya.
Lebih ironis, masyarakat menyoroti sikap BWSS-V Padang yang baru bertindak setelah media ramai memberitakan. "Mereka baru memasang rambu di titik-titik rusak setelah mendapat tekanan publik," tambah Sutarman.
Isu Lama, Masalah Baru
BAPAN RI juga menyoroti dugaan permainan dalam pelaksanaan proyek di bawah BWSS-V Padang. “Beberapa tahun lalu, ada kasus dugaan SPK fiktif di Satker OP SDA BWSS-V. Hal ini memperkuat alasan perlunya penyelidikan mendalam,” tutup Sutarman.
Ambruknya tanggul ini tidak hanya menimbulkan kerugian material, tetapi juga berdampak pada akses masyarakat setempat. Jalan beton yang menjadi jalur utama warga nyaris terputus, mencerminkan urgensi solusi cepat dari pihak berwenanang,
** tim
0 Komentar