![]() |
Semarak Maulid Nabi Muhammad SAW terasa hangat di Masjid Nurul Huda, Batu Basa, Nagari III Koto Aurmalintang, Kecamatan IV Koto Aurmalintang, Kabupaten Padang Pariaman |
Padang Pariaman .Editor- Semarak Maulid Nabi Muhammad SAW terasa hangat di Masjid Nurul Huda, Batu Basa, Nagari III Koto Aurmalintang, Kecamatan IV Koto Aurmalintang, Kabupaten Padang Pariaman, Jumat 5 September 2025 Peringatan hari lahir Nabi ini tidak hanya diisi dengan tausiah dan shalawat, tetapi juga dipadukan dengan tradisi lokal yang sarat makna kebersamaan.
Sejak pagi, masyarakat tampak sibuk menyiapkan berbagai jamuan. Pemuda hingga orang tua, bapak-bapak hingga ibu-ibu, semua bahu-membahu. Ada yang memasak lamang dengan membakar buluh berisi beras pulut, santan, dan pandan, ada pula yang memarut kelapa serta memotong daging dan ikan untuk lauk santapan bersama. Tahun ini, panitia menyiapkan 500 buluh talang lamang dan 200 kilogram beras pulut untuk jamuan.
Ketua Masjid Nurul Huda, Adiwirman, ST, didampingi Dahdir, SH, dan Adrian Salmi, menyebut bahwa tradisi ini bukan sekadar seremonial, melainkan wujud syukur serta sarana mempererat tali persaudaraan.
“Maulid Nabi kita jadikan momentum untuk meneladani akhlak Rasulullah dan memperkuat kebersamaan umat. Semua masyarakat terlibat, baik dalam memasak maupun dalam bersedekah,” ujarnya.
Malam harinya, rangkaian acara dimulai dengan tausiah agama oleh Ustaz Dr. H. Firdaus AN, M.Hi, pengurus MUI Sumbar, dilanjutkan dengan badikie atau pembacaan shalawat oleh empat pasang urang siak hingga menjelang subuh.
Puncak peringatan akan berlangsung Sabtu 6 September 2025 ditandai dengan santok atau makan bersama. Setiap suku membawa jamba berisi nasi, lauk, dan lamang. Uniknya, masyarakat juga menghadirkan gajombong, berupa pohon dengan ranting yang digantungi uang sebagai bentuk sedekah dan wakaf untuk kegiatan masjid.
Menurut Dahdir, tradisi gajombong ini menjadi simbol kepedulian dan gotong royong umat.
“Uang yang digantungkan adalah sedekah ikhlas dari masyarakat untuk kegiatan di Masjid Raya Batu Basa,” jelasnya.
Dengan paduan antara nilai Islam dan budaya Minangkabau, peringatan Maulid Nabi di Batu Basa setiap tahunnya menjadi ajang memperkuat silaturahmi, menanamkan rasa kebersamaan, serta menjaga warisan tradisi lokal yang penuh makna.
** Afridon.
0 Komentar