Sopir Bus dan Truk Keluhkan Kelangkaan Bio Solar di SPBU Toboh, Diduga Disalahgunakan Mobil Boks

 

Afridon, jurnalis independen dari beritaeditorial.com, telah beberapa hari melakukan pemantauan langsung di lokasi 


Padang Pariaman Editor – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Bio Solar dan Pertalite di SPBU Toboh, Kecamatan Kampung Dalam Kabupaten  Padang Pariaman Sumatera Barat kembali dikeluhkan oleh para sopir bus dan truk pasir. Pasalnya, BBM bersubsidi tersebut diduga kuat kerap diisi secara berulang-ulang oleh sejumlah mobil boks yang tidak berhak, sehingga stok cepat habis dan tidak tersedia bagi masyarakat yang lebih membutuhkan.

Afridon, jurnalis independen dari beritaeditorial.com, telah beberapa hari melakukan pemantauan langsung di lokasi. Ia mendokumentasikan melalui foto dan video aktivitas mencurigakan kendaraan yang berulang kali mengisi Bio Solar subsidi, diduga untuk kepentingan industri atau dijual kembali.

“Setiap Sore antrian mobil boks yang sama terus terlihat. Padahal, sopir-sopir bus dan truk pasir yang benar-benar butuh untuk mengangkut barang dan penumpang malah kehabisan. Yang tersisa hanya Pertamax, yang harganya jauh lebih mahal,” kata  Romy Salah warga saat dikonfirmasi pada Rabu 11 Juni 2025 pukul 18.28 Wib

Untuk memastikan kebenaran temuan ini, Afridon telah mengonfirmasi langsung ke operator SPBU serta mengumpulkan bukti visual berupa foto dan video. Ia juga telah melaporkannya kepada aparat Polres Pariaman, disertai kronologis kejadian yang terekam dalam dokumentasinya.

Manager SPBU Toboh, saat dikonfirmasi, Marwan  Belum bisa di hubungi  oleh Media Beritaeditorial.com

Menanggapi hal ini, pihak Polres Pariaman menyatakan akan segera menindaklanjuti laporan dan bukti yang diterima dari masyarakat. “Kami akan selidiki dan cek kebenaran aktivitas di SPBU Toboh. Bila ditemukan pelanggaran, tentu akan kami tindak tegas,” ungkap seorang perwira di bagian Reskrim 

Sementara itu, sejumlah sopir dan warga mengaku kecewa karena merasa terpinggirkan. “Kami ini masyarakat kecil, beli solar subsidi saja susah. Sudah antre lama, pas giliran kami, malah habis,” ujar  Denis seorang sopir truk  Pariaman ke Jakarta

Ombudsman RI Perwakilan Sumbar juga diminta turut menindaklanjuti temuan ini. Dugaan adanya maladministrasi dalam pendistribusian BBM subsidi menjadi perhatian serius, apalagi menyangkut hak masyarakat miskin yang seharusnya lebih diprioritaskan


**Afridon

Posting Komentar

0 Komentar