![]() |
Kost Zahra dan Aura Minggu 8 Juni 2025 pukul 10.03 Wib. |
Minggu pagi cerah berseri,
Tujuh empat tujuh waktu kami pergi,
Dari rumah ayah Afridon nan permai,
Bersama bunda Shinta penuh damai.
Naik motor menuju bukit tinggi,
Menemui Zahra sang putri hati,
Anak kos di Tarok Dipo yang berseri,
Sedang PKL penuh mimpi.
Singgah dulu ke ATM Bank Nagari,
Cari alamat si Zahra yang dinanti,
Jalan Konsolidasi jadi saksi,
Pertemuan hangat ayah bunda dan si putri.
Ayu Zahra, Amelia panggilannya,
Baju tidur hijau hiasi wajah manja,
Peluk hangat, tawa ceria menggema,
Sudah seminggu tak jumpa, rindu pun reda.
Aura dan Zaidah ikut serta,
PKL bersama, semangat membara,
Pabrik Nuri Chocolate jadi tempat berkarya,
Belajar aneka kue dan cita rasa.
Bunda cerita sambil tertawa,
Putrinya dewasa, 17 tahun usianya,
Belajar jauh demi cita-cita,
Kelak pandai bikin snack box dan kue pesta.
Belanja kebutuhan anak kos tersayang,
Kabel, lampu, hingga baju panjang,
Salak sekilo sepuluh ribu uang,
Hati Zahra pun berbunga terang.
Makan siang rendang bunda tersaji,
Hawa sejuk kota Bukittinggi menemani,
Ayah menjelajah kota yang lestari,
Mengenal jalur ke Medan dan Pekanbaru nan rapi.
Jumpa Abi di kebun binatang sana,
Belanja murah dengan hati gembira,
Jalan Prof. Hamka dan Sultan Syahril dijelajah semua,
Tas, baju, celana dibeli dengan suka cita.
Toko Dewi dan Ucok penuh senyuman,
Melayani ramah dengan tawaran menawan,
Kaos, kemeja, pakaian pun diboyong ke tangan,
Hanya 300 ribu habis belanja penuh kenangan.
Tas putih buat bunda, cantik dan ringan,
ATM Bank Nagari jadi andalan,
Uang kecil ditukar penuh harapan,
Zahra tersenyum, hatinya senang bukan kepalang.
Foto di Jam Gadang jadi kenangan,
Kacang rebus penutup perjalanan,
Langit senja, kami pulang perlahan,
Lewat Padang Panjang hujan jadi cobaan.
Jas hujan dipakai, gas motor ditancap,
Pantat pegal namun hati tetap mantap,
Sampai di Pariaman, shalat berjamaah khidmat,
Bertemu Sarah, kakak pintar dan hebat.
Ayah makan, minum air hangat bersahaja,
Besok Sarah belajar bahasa, penuh asa,
Syair ini kisah cinta keluarga,
Di Bukittinggi, kasih tumbuh luar biasa.
**
0 Komentar