![]() |
SDN 29 V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, menyabet Juara Umum II dalam ajang Lomba Olahraga Tradisional tingkat SD/MI se-Kota Pariaman |
Pariaman.Editor – Di tengah gegap gempita sorakan anak-anak dan semilir angin yang menyapu Halaman Balaikota Pariaman, sebuah peristiwa kecil namun penuh makna terukir: SDN 29 V Koto Kampung Dalam, Kabupaten Padang Pariaman, menyabet Juara Umum II dalam ajang Lomba Olahraga Tradisional tingkat SD/MI se-Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, Jumat 2 Mai 2025
Lebih dari sekadar kemenangan, keberhasilan itu menjadi penegas: tradisi belum mati, dan semangat budaya bisa hidup kembali lewat langkah-langkah kecil dari ruang-ruang kelas sederhana.
Dengan wajah berseri dan mata berbinar, para siswa SDN 29 V Koto Kampung Dalam bertarung dalam permainan yang kini nyaris tak dikenal oleh generasi gadget—Pacu Upiah, Tangkelek Panjang, Egrang Batok Kelapa, hingga Main Ban. Tak ada joystick atau layar sentuh, hanya kayu, batok, dan tawa riang yang jujur. Di sinilah mereka menemukan kebanggaan.
“Kemenangan ini bukan hanya soal juara. Ini tentang kebangkitan. Tentang membuktikan bahwa anak-anak kita masih bisa bangga dengan warisan budaya mereka sendiri,” ujar Kepala Sekolah Mitrawati, S.Pd dengan suara bergetar haru
Didampingi guru kelas satu, Muliati, S.Pd dan guru pendamping lomba Faradisa Tri Humaira, Mitrawati menyampaikan rasa syukurnya kepada Pemerintah Kota Pariaman yang menginisiasi lomba ini di bawah naungan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga.
Walikota Pariaman Yota Balad dan Wakil Walikota Mulyadi tampak hadir langsung menyerahkan piala, piagam, dan tabungan pendidikan (Tabanas) kepada para pemenang. Dalam sambutannya, Yota menekankan pentingnya pendidikan karakter dan pelestarian budaya Minangkabau, khususnya lewat program unggulan Pariaman Batabuik.
"Yang paling hebat adalah anak-anak kita punya semangat untuk menjadi yang terbaik tanpa harus kehilangan akar budayanya," katanya.
Bagi Muliati, lomba ini bukan hanya ajang nostalgia, tapi juga media edukatif yang kaya nilai. “Permainan ini mengajarkan kerjasama, ketangkasan, hingga sportivitas. Warisan budaya ini sangat mendidik dan menyehatkan.”
Di tengah era digitalisasi yang kerap mengasingkan anak dari lingkungan dan warisan lokal, SDN 29 V Koto Kampung Dalam justru menunjukkan arah yang berbeda: kembali ke akar, namun dengan semangat juara.
Mereka tak sekadar menang—mereka mengingatkan kita akan Indonesia yang tak boleh kehilangan jati dirinya. Sebuah pesan kuat dari anak-anak kecil, lewat jejak kaki di tanah, bukan di layar
**
0 Komentar