Habis Harta dan Waktu Demi Dakwah: Kisah Keteladanan dari Mimbar Masjid Munarawarah Berok


Padang,  Editor– Suasana khusyuk menyelimuti Masjid Munawwarah Berok, Kota Padang, pada Jumat 23 Mei 2025. pukul 12.41 WIB. Di tengah gema takbir dan lantunan doa, sang khatib menyampaikan khutbah penuh makna, menyentuh relung hati para jamaah. Di antara yang hadir, tampak Fadli dari Dinas Balai PU, jurnalis investigasi Mebri, dan wartawan senior Afridon yang larut dalam hikmah dakwah.

Khatib mengangkat tema "Pengorbanan Rasulullah dan Keteladanan dalam Dakwah", menggugah jamaah dengan kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW. Salah satu kutipan yang menggema dari mimbar adalah:


"Seandainya matahari diletakkan di tangan kananku, dan bulan di tangan kiriku, aku tetap tidak akan meninggalkan dakwah ini. Demi mempertahankan Islam," ucap Rasulullah SAW.

Kisah itu menggambarkan betapa dakwah bukan sekadar pilihan, tapi amanah ilahi yang dijaga dengan pengorbanan harta, waktu, dan jiwa. Sang khatib menekankan bahwa hingga hari ini, semangat itu tetap hidup dalam jiwa-jiwa para pendakwah modern—mereka yang rela menghabiskan harta dan waktu demi menyebarkan kebaikan.

“Harta bukan untuk disimpan, tapi untuk ditanam di jalan Allah,” ujar khatib.

Ia mengisahkan pula perjuangan para sahabat, seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Utsman bin Affan, yang menginfakkan kekayaan mereka tanpa ragu. Kini, kisah serupa lahir dari para relawan dakwah di pelosok negeri, yang menjual harta bendanya demi membangun masjid, pesantren, atau mendukung kegiatan keislaman.

Khutbah juga menyentuh pentingnya ibadah sebagai bentuk syukur, mengingatkan bahwa waktu yang disisihkan untuk salat dan zikir bukan sekadar kewajiban, tapi bentuk cinta kepada Sang Pencipta.

Puncak khutbah ditutup dengan pesan Idul adha, tentang makna kurban sebagai wujud ketundukan:

“Allah tak membutuhkan darah dan daging, yang Dia lihat adalah ketakwaan,” kutipnya dari QS Al-Hajj: 37.

Khutbah Jumat ini bukan hanya menjadi pengingat spiritual, tapi juga inspirasi bagi para jamaah untuk terus meneladani perjuangan Nabi dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah khutbah yang membekas, menyulut semangat dakwah, dan menguatkan iman di tengah tantangan zaman.


** Afridon.


Posting Komentar

0 Komentar