Infrastruktur Hancur, Padang Pariaman Darurat Bencana

 

Padang Pariaman Editor— Hujan deras tanpa henti sejak Sabtu (22/11/2025) hingga Rabu (26/11/2025) membuat Kabupaten Padang Pariaman berubah menjadi zona krisis. Dalam 96 jam, banjir, longsor, dan cuaca ekstrem melumpuhkan 17 kecamatan dan 56 nagari. Pemerintah daerah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, hingga 6 Desember 2025.

Ribuan Rumah Terendam, Puluhan Nagari Terisolasi

Limpahan air dari Batang Anai, Batang Ulakan, Batang Tapakis, dan Batang Kamumuan tak mampu lagi dibendung. Debit sungai meluap, tanah jenuh, dan angin kencang memicu longsor serta puluhan pohon tumbang.

BPBD mencatat:

3.326 rumah terendam

10.042 jiwa terdampak

327 warga mengungsi

26 titik banjir

16 titik longsor

14 lokasi pohon tumbang

Ketinggian air berkisar 30–150 cm.

Kecamatan Ulakan Tapakih menjadi wilayah terparah, dengan lebih dari 7.000 jiwa terdampak. Warga mengungsi ke surau, tenda darurat, dan rumah yang aman.

Jalan Amblas, Jembatan Putus, Akses Putus Total

Kerusakan infrastruktur terjadi di banyak titik:

Dampak Longsor:

Jalan amblas di depan RSUD Padang Pariaman menuju Polres — akses putus total.

Longsor menutup jalan di Anduriang, Sikucua Barat, dan Lurah Ampalu.

SDN 10 Batang Gasan rusak akibat longsor.

Talud sungai dan dinding penahan jalan amblas di Campago dan Sungai Asam.

Dampak Banjir:

Dua jembatan rusak di Kasang dan Katapiang.

Bendungan dan irigasi rusak di Sicincin dan Lubuak Pandan.

Tebing sungai tergerus di Anduriang, mengancam sedikitnya 10 rumah.

Dua rumah di Talao Mundam, Katapiang, ambruk ke sungai.

Kerugian sementara ditaksir Rp 4,8 miliar, dan masih bertambah.

Ratusan Hektar Sawah Rusak, Petani Terpuruk

Sektor pangan ikut terpukul.

138 hektar sawah terendam

26 hektar ladang rusak

Kerusakan terparah terjadi di Sintuak-Toboh Gadang dan Batang Gasan. Puluhan petani gagal panen dan kehilangan sumber penghidupan.

Evakuasi Berlangsung Siang-Malam

Tim gabungan BPBD, Basarnas, TNI–Polri, dan relawan bekerja membuka akses, mengevakuasi warga, dan menyalurkan bantuan darurat.

Telah didirikan 6 dapur umum di:

Kampung Galapuang

Palak Gadang Ulakan

Sandi Ulakan

Tapakih

Ulakan

Kasang

Posko kesehatan juga beroperasi. Lebih dari 1.800 pengungsi tersebar di berbagai titik, termasuk surau dan rumah warga.

Evakuasi terus berlanjut terutama di titik-titik rawan longsor.

Cuaca Masih Ekstrem, BMKG Keluarkan Peringatan

BMKG mengingatkan potensi hujan lebat dan angin kencang masih tinggi beberapa hari ke depan. Pemerintah meminta warga meningkatkan kewaspadaan, terutama yang tinggal di bantaran sungai dan lereng rawan longsor.

Kebutuhan Mendesak

BPBD menyebut beberapa kebutuhan prioritas:

Alat berat pembuka akses

Logistik, sembako, dan makanan siap saji

Selimut, pakaian layak, family kit

Obat-obatan dan layanan kesehatan

Bantuan dari provinsi dan pemerintah pusat sedang dalam proses pengerahan.

Krisis Belum Usai

Hingga berita ini diturunkan, hujan belum menunjukkan tanda mereda. Pemerintah daerah melakukan pembaruan data secara berkala. Bencana kali ini menjadi salah satu yang terluas dalam sejarah Padang Pariaman, menguji kesiapsiagaan infrastruktur dan solidaritas masyarakat.


**Afridon


Posting Komentar

0 Komentar