Rico Alviano Bongkar Fakta, Bantah Tuduhan dan Sebut Laporan Hendra Idris Sarat Kepentingan Pribadi

Rico Alviano, ST Rajo Nan Sati, 

Jakarta,Editor — Merasa dirugikan oleh sejumlah pemberitaan sepihak yang menyudutkan namanya, anggota DPR RI asal Sumbar, Rico Alviano, ST Rajo Nan Sati, akhirnya angkat bicara. Melalui siaran pers resmi, ia membantah keras tudingan yang dilayangkan oleh mantan orang dekatnya, Hendra Idris, yang melaporkannya ke Polda Sumbar pada Jumat, 16 Mei 2025 lalu.

“Hendra itu dulunya kawan dekat saya, sering ikut kegiatan politik hingga keseharian. Tiba-tiba melapor ke polisi, jelas saya kaget,” tegas Rico.

Inti laporan Hendra berawal dari rekaman percakapan telepon WhatsApp antara dirinya dan Rico. Rico mengaku heran, sebab rekaman itu direkam tanpa izin dan menurutnya tak mengandung ancaman apa pun. Bahkan, Hendra sempat mengajukan diri menjadi Tenaga Ahli (TA) Rico di DPR RI. Namun ditolak karena tak memenuhi syarat pendidikan minimal S1.

“Mungkin karena itu dia kecewa. Tapi janganlah bawa-bawa soal Labuan Bajo, apalagi itu bukan urusan saya pribadi. Itu wilayah dinas terkait,” jelas Rico.


Rico menegaskan bahwa istilah "resiko" dalam percakapan bukan ancaman, melainkan penegasan bahwa Hendra tidak akan lagi menjadi bagian dari timnya.


“Polisi harus cermat tafsirkan kata ‘resiko’. Saya tidak pernah ancam nyawa atau fisik. Hanya soal posisi, bukan urusan personal,” ujarnya.


Rico juga menyinggung soal hak imunitas anggota DPR sebagaimana diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2014, serta potensi pelanggaran hukum oleh Hendra Idris karena merekam percakapan tanpa izin, yang bisa dijerat melalui Pasal 32 ayat (2) UU ITE.


“Hendra bukan sedang melakukan konfirmasi berita, jadi tak bisa berlindung di balik UU Pers. Dia tahu, itu obrolan pribadi, bukan wawancara,” imbuh Rico.


Pers rilis ini disampaikan Rico sebagai hak jawab atas sejumlah pemberitaan yang dinilai sepihak dan bisa mencemarkan nama baik dirinya, keluarganya, serta institusi DPR RI. Ia juga menyampaikan terima kasih atas profesionalisme para jurnalis yang mengonfirmasi langsung padanya.


“Saya hanya ingin kebenaran dan keadilan ditegakkan. Jangan ada framing yang menyesatkan,” tutup Rico.


** Rel


Posting Komentar

0 Komentar