Mengurai Realita Profesi Jurnalis di Tengah Kontroversi

Menjadi jurnalis adalah panggilan hati


Pariaman,   Editor - Menjadi jurnalis adalah panggilan hati, sebuah profesi yang diidamkan oleh banyak orang namun seringkali disalahpahami. Di satu sisi, mereka adalah pejuang kata-kata, berusaha menyampaikan kebenaran kepada publik


 Di sisi lain, tak jarang mereka dicerca, dianggap sebagai pembawa huru-hara oleh mereka yang merasa terusik dengan kehadiran berita yang mereka sajikan.


Profesionalisme seorang jurnalis seringkali diuji. Meski tugas mereka sangat penting dalam mengungkapkan kebenaran, tetap saja banyak yang tidak suka. Mereka yang merasa boroknya akan terungkap pasti menggigil mendengar kata 'media'. Terlebih lagi, stigma buruk seringkali melekat pada jurnalis, terutama jika ada oknum yang menyalahgunakan profesi ini untuk memeras pihak tertentu.


Dengan kemampuan berdiksinya, jurnalis menjadi garda terdepan dalam membongkar sindikat pelaku korupsi. Namun sayangnya, jasa mereka jarang diakui. Kolaborasi dengan pihak lain pun seringkali tidak terjadi karena adanya ketidakpercayaan. Hal ini diperparah oleh adanya oknum yang memanfaatkan profesi ini untuk kepentingan pribadi, merusak citra jurnalis secara keseluruhan.


Profesi ini seperti makan buah simalakama. Di satu sisi, mereka dibutuhkan oleh penguasa untuk mengangkat derajat dan pencitraan mereka. Namun di sisi lain, mereka dianggap pengemis karena adanya oknum yang memanfaatkan media untuk memeras. Ibarat setitik nila, ulah segelintir orang ini merusak susu sebelanga, mengaburkan niat mulia jurnalis yang sebenarnya.


Untuk para jurnalis, tetaplah jujur dan tulus dalam menjalani profesi ini. Jangan tergoda untuk mengemis atau memanfaatkan profesi untuk kepentingan pribadi. Yakinlah, rezeki tidak akan lepas jika kita menjalani profesi ini dengan bangga dan ikhlas. Tetaplah menjadi penegak kebenaran, pilar demokrasi yang kuat, dan penyampai suara publik yang terpercaya.


Profesi jurnalis memang penuh dengan tantangan dan kontroversi. Namun, di tengah segala rintangan itu, tetaplah pegang teguh integritas dan profesionalisme. Karena pada akhirnya, kebenaran yang akan selalu menang


** Afridon.


Posting Komentar

0 Komentar