![]() |
Padang.Editor - Dari Warung Kopi ke Lapangan Bencana, Mereka Menyatukan Suara Positif untuk Kota Padang Selasa 23 Desember 2025
Kota Padang punya wajah lain setiap kali bencana datang. Di balik hiruk-pikuk informasi yang berseliweran, ada sekelompok jurnalis yang tidak pernah tidur sepenuhnya. Mereka bekerja siang dan malam, turun ke lokasi, membaur bersama TNI, polisi, dan pemerintah daerah untuk memastikan publik mendapatkan informasi apa adanya—akurat, positif, dan menenangkan.
Di kotak redaksi yang sederhana, atau di warung kopi yang jadi markas kecil, para jurnalis ini berkumpul, berbagi informasi, dan menyatukan langkah. Nama-nama yang sudah malang melintang sejak era 1990-an hingga generasi digital hari ini berkumpul dalam satu tujuan: membangun Kota Padang melalui berita yang bertanggung jawab.
Redaksi yang Hidup dari Guyub dan Kepedulian
Abang Tomy Afrizal Chaniago, jurnalis senior asal Tanah Datar yang melejit sejak era 1990, bersama Darmen Jaya angkatan 1998, duduk satu meja dengan jurnalis generasi sekarang. Zaman sudah berubah—dari media cetak, beralih ke era digital—dan kini hampir setiap jurnalis memiliki media online sendiri.
Dunia jurnalis Kota Padang tumbuh luar biasa cepat.
Sederet nama yang aktif membangun ruang informasi kota muncul setiap hari:
Zul – Padangtime
Oyong – LSM
Herman PD – Media Mitrapost
David – Media Laksus
Darmen – Media Pembaruan
Mebri – Media Investigasinews.com
Alizar – Media Faktaone
Windu – Raja Media Online
Roni Bose – Faktahukum
Deni – GoAsia
Andi IWO – Panjipost
Afridon – Beritaeditorial.com
Semua duduk setara, semua membawa ide, dan semua punya kepentingan yang sama: Padang yang lebih baik.
Diskusi Tanpa Sekat: Dari Bencana sampai Ekonomi Kota
Di Kota Padang, jurnalis bukan hanya peliput. Mereka adalah bagian dari denyut kota. Di meja kopi, mereka mengurai isu—bencana, ekonomi, pendidikan, sosial, kriminal, budaya—dan mencari solusi yang bisa membantu pemerintah dan masyarakat.
“Warna boleh berbeda, tapi kita harus kompak. Satu ide untuk kebaikan bersama,” ujar Tomy Tiroi, tokoh pers Sumbar yang ditemui di Warung Ing Iman, Jalan Jenderal Sudirman, Selasa 23 Desember 2025.
Afrizal Canigo, senior yang telah merasakan masa keemasan pers 1990-an, menambahkan,
“Tugas kita menulis independen. Fakta harus jadi kompas. Tidak ada yang hebat tanpa narasumber.”
Baginya, jurnalis adalah pengawas tiga pilar: eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Jurnalis juga bekerja berdampingan dengan media dan LSM sebagai kontrol sosial.
Afridon: Di Garis Depan, Menulis Apa Adanya
Salah satu yang paling aktif di ruang publik hari ini adalah Afridon dari Beritaeditorial.com. Ia turun ke banyak sektor—kepolisian, pendidikan, proyek, hingga kehidupan malam dan kasus BBM subsidi.
“Semua harus ditulis apa adanya. Sesuai fakta. Bukan untuk golongan, tapi untuk publik,” ujar Afridon dalam pertemuan jurnalis, Selasa 23 Desember 2025.
Setiap harinya, Beritaeditorial.com menggelar rapat redaksi bersama tim: Darmen, Tomy, Afrizal, Mebri, dan Aldi. Mereka membahas berita, mengklarifikasi data, dan memastikan setiap tulisan bermanfaat.
Ketika Kota Butuh Informasi, Mereka Selalu Ada
Kekuatan jurnalis Kota Padang bukan terletak pada media yang besar atau gedung megah.
Kekuatan itu justru datang dari kekompakan—dari cara mereka saling mendukung di lapangan, saling berbagi berita, saling menguatkan saat bencana, dan saling mengingatkan ketika berita harus diverifikasi.
Di tengah derasnya arus informasi digital, para jurnalis ini memutuskan satu hal:
Padang harus tetap mendapat informasi jernih di tengah gempuran hoaks.
Mereka berdiri sebagai benteng terakhir.
Kompak Membangun Kota, Kompak Mengawal Publik
Jurnalis di Kota Padang sepakat bahwa wartawan bukan sekadar profesi.
Mereka adalah penjaga nurani kota, memastikan setiap kebijakan, konflik, hingga keberhasilan bisa dibaca dengan jernih oleh masyarakat.
Dari warung kopi ke lokasi bencana, dari rapat redaksi hingga diskusi panjang di trotoar, mereka bergerak bersama membangun Kota Padang melalui pena, kamera, dan keteguhan hati.
“Tidak ada pembangunan tanpa informasi. Dan tidak ada informasi tanpa jurnalis yang bekerja dengan hati.”
** Afridon


0 Komentar