Di kafe Falcon duduk bersandar,
Pura-pura wartawan pintar.
Kartu tak punya, pena pun liar,
Berteman jurnalis, sok jadi pakar.
Berlagak tahu proyek besar,
Ngaku investigasi, padahal kabar.Cari PPK seolah kenal,
Padahal cuma numpang viral.
Sok paham teknik, bicara spek,
Foto proyek tanpa cek.
Tulisan tajam, tapi asumsi,
Bukan data, hanya ilusi.
Kepala balai disebut akrab,
Satker disapa, seakan hebat.
Padahal hati masih gelap,
Tak tahu etika, lupa adat.
Ujian UKW ? Seribu alasan,
Katanya “aku cuma wartawan harian.”Tapi ingin jadi pemimpin redaksi,Media belum sah, masih fiksi.
Bicara profesional di ruang undangan,Tanya amplop, tanya transport liputan.
Satu berita empat puluh media,
Semua sama, tak ada beda.
Sok nasional, gaya berapi,
Padahal isi kosong tak berarti.
Wartawan sejati menulis fakta,
Bukan sekadar cari nama dan rupa.
**


0 Komentar