![]() |
Padang Editor— Langit mendung di ufuk Kota Bingkuang perlahan sirna. PSP Padang, klub legendaris kebanggaan masyarakat Sumatera Barat, kini menampakkan sinar harapan baru. Setelah sekian lama terpuruk dalam bayang-bayang masa jaya, Pandeka Minang bersiap menulis ulang kisah kejayaannya.
Klub yang pernah menjadi simbol kebanggaan Ranah Minang itu sempat kehilangan taji. Dinamika kepemimpinan yang selama ini terikat pada jabatan kepala daerah membuat PSP seperti kehilangan arah. Dua kali pergantian pucuk pimpinan di Pemko Padang belum mampu mengembalikan marwah klub yang lahir jauh sebelum Indonesia merdeka itu.
Namun, angin perubahan kini berembus dari lereng Gunung Padang. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Fadly Amran dan Maigus Nasir, tradisi lama yang membelenggu mulai ditinggalkan. Sorotan publik kini tertuju pada satu nama: Mastilizal Aye, SH, Wakil Ketua DPRD sekaligus Ketua ASKOT PSSI Kota Padang.
Sosok yang dikenal peduli terhadap perkembangan sepak bola akar rumput ini disebut-sebut sebagai figur ideal untuk menakhodai kebangkitan PSP Padang. Selama kepemimpinannya di ASKOT, Aye sukses menghidupkan berbagai kompetisi lintas usia, termasuk ajang All Star yang mempertemukan para legenda sepak bola Minang.
“Ini bukan sekadar klub, tapi marwah orang Minang. Saya siap membangun kembali PSP Padang dengan sistem profesional, dari manajemen, pelatih, hingga pembinaan pemain muda,” ujar Mastilizal Aye dengan nada penuh keyakinan.
Langkah awal yang akan ia ambil adalah membentuk tim manajemen yang solid dan menyiapkan struktur pembiayaan kompetitif. Tujuannya jelas: membawa PSP kembali menjadi kekuatan disegani di pentas sepak bola nasional.
Kini, publik Ranah Minang menanti satu keputusan penting — penetapan resmi melalui Surat Keputusan Wali Kota Padang. Jika itu terwujud, maka “turun gunungnya” Pandeka Minang bukan lagi sekadar impian, melainkan fajar baru bagi kebangkitan sepak bola Sumatera Barat.
Kita tunggu gebrakan Sang Nahkoda baru. Pandeka Minang bersiap menapak ke galanggang, membangkitkan kembali sejarah emas yang sempat redup.
** Andarizal


0 Komentar