Nadiem Anwar Makarim: Dari Harvard ke Gojek, Lompatan Besar Menuju Kursi Menteri

 

 
Nadiem Anwar Makarim ( 41)

Jakarta, Editor– Nama Nadiem Anwar Makarim bukan sekadar identik dengan dunia startup, melainkan juga reformasi pendidikan di Indonesia. Lahir di Singapura pada 4 Juli 1984, Nadiem tumbuh dalam keluarga terpandang: ayahnya, Nono Anwar Makarim, dikenal sebagai pengacara dan tokoh hukum, sementara ibunya, Atika Algadri, merupakan putri tokoh nasional H. Abdul Rahman Algadri.


Tahan  Kamis 4 September 2025 

Jejak pendidikannya mengukir prestasi kelas dunia. Setelah menamatkan sekolah dasar di Jakarta, Nadiem melanjutkan SMP dan SMA di Singapura. Gelar sarjana hubungan internasional ia raih dari Brown University, Amerika Serikat, disusul pertukaran pelajar di London School of Economics. Tak berhenti di situ, ia mengantongi gelar MBA dari Harvard Business School pada 2009—sebuah bekal penting yang mengantarkannya ke puncak karier.

Sebelum mendirikan perusahaan raksasa, Nadiem sempat berkarier sebagai konsultan di McKinsey & Company dan menjabat di Zalora serta Kartuku. Namun, namanya melejit ketika pada 2010 ia mendirikan Gojek, sebuah aplikasi transportasi daring yang kemudian berevolusi menjadi super app dengan layanan transportasi, logistik, hingga pembayaran digital.

Prestasi ini membuat Gojek menjadi unicorn pertama Indonesia dengan valuasi di atas USD 1 miliar. Nadiem pun masuk dalam daftar Forbes Asia 30 Under 30 (2016) dan Bloomberg 50 (2018), deretan tokoh paling berpengaruh di dunia bisnis global.

Tak hanya di ranah bisnis, lompatan besar juga ia lakukan di dunia pemerintahan. Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Setahun kemudian, posisinya diperkuat dengan jabatan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi setelah penggabungan kementerian.

Di kursi menteri, Nadiem meluncurkan sejumlah program besar: Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, digitalisasi pendidikan, serta reformasi kurikulum. Program-program tersebut menjadi tonggak perubahan sistem pendidikan Indonesia di era digital.

Kini, sosok yang menikah dengan Franka Franklin dan dikaruniai tiga anak ini terus dikenang sebagai figur muda visioner: seorang inovator yang berani meninggalkan zona nyaman dunia startup demi mengemban amanah besar di pemerintahan.


**Yuherdi

Posting Komentar

0 Komentar