![]() |
Ustd H Syafrizen.SH |
Bogor, Editor – Peristiwa penangkapan pelaku sodomi di Bogor kembali menggemparkan publik. Aksi menyimpang tersebut menuai keprihatinan dari berbagai kalangan, terutama tokoh agama dan masyarakat, yang menilai maraknya perilaku LGBT, zina, dan perselingkuhan sebagai ancaman serius bagi moral bangsa.
Desakan pun mengalir kepada Kementerian Agama dan DPR RI agar segera menyiapkan regulasi tegas yang mengatur dan memberi sanksi terhadap segala bentuk penyimpangan seksual. Mereka menilai penanganan yang setengah hati hanya akan membuka ruang normalisasi terhadap perilaku menyimpang.
Poligami Disuarakan Sebagai Alternatif Solutif
Di tengah kekhawatiran ini, sejumlah ustadz mulai menyuarakan poligami sebagai bagian dari solusi syariat. Mereka menekankan pentingnya kembali pada ajaran Islam secara kaffah, termasuk soal keluarga dan pernikahan.
“Poligami bukan sekadar opsi, tapi bagian dari ajaran yang termaktub jelas dalam Al-Qur’an, selama dijalankan dengan adil, ikhlas, dan tanggung jawab,” ujar Ustadz H. Syafrizen, SH alias Datuk Rang Batuah.
Menurutnya, poligami bisa menjadi benteng dari praktik zina, selingkuh, hingga LGBT, selama dijalankan sesuai tuntunan agama. Ia menambahkan, pemahaman masyarakat perlu diluruskan agar tidak memandang poligami dengan stigma negatif.
Revisi Regulasi untuk ASN Muslim Jadi Sorotan
Salah satu isu yang mencuat dalam diskusi ini adalah pembatasan poligami di kalangan ASN. Para tokoh agama menyerukan revisi regulasi agar tidak bertentangan dengan hak umat Islam menjalankan ajaran agamanya.
“Kita butuh ruang dialog terbuka antara ulama, pemerintah, dan legislatif untuk menyelaraskan aturan dengan nilai-nilai Islam,” ungkap Ustadz Zen Hoki (UZH). Ia menegaskan pentingnya perlindungan terhadap hak beragama, termasuk dalam konteks poligami.
Menjawab Realitas Sosial
Dengan merujuk pada data tidak resmi mengenai jumlah perempuan yang jauh lebih banyak dari laki-laki, para tokoh menyebut poligami sebagai solusi syariat yang patut dipertimbangkan secara bijak dan adil.
“Daripada jatuh pada zina atau LGBT, lebih baik kita buka ruang untuk solusi syariat seperti poligami,” tambah Datuk Rang Batuah.
Penutup: Pencerahan di Tengah Krisis Moral
Para tokoh berharap, dakwah tentang poligami bisa menjadi pencerahan dan solusi dalam menghadapi tantangan zaman. Bukan untuk membuka celah penyalahgunaan, tapi demi menjaga marwah keluarga dan nilai-nilai Islam dalam masyarakat.
“Ini bukan hanya soal jumlah pasangan, tapi soal tanggung jawab dan solusi untuk menyelamatkan umat dari kerusakan moral,” pungkas Datuk Rang Batuah
**
0 Komentar