![]() |
D'Pass Cafe by Thesister Sabtu 28 Juni 2025 |
Padang, Editor— Di balik pagar besi Rutan Kelas II B Padang, terdapat satu sudut yang menjadi saksi bisu kisah pilu dan harapan para keluarga narapidana. Tepat di halaman depan rutan, berdiri sebuah kantin sederhana Bernama D'Pass Cafe by Thesister, yang kini bukan hanya menjadi tempat makan, tetapi juga posko emosional para istri, anak, dan orang tua para penghuni rutan.
Setiap harinya, terutama saat jam kunjung dibuka, ratusan pengunjung datang mau makanan, bahkan harapan. Namun, cerita yang tersaji tak melulu soal makanan. Di sini, terungkap pula realita lain yang mengundang tanya: praktik pungutan liar untuk tambahan waktu bertemu, yang disebut-sebut harus ditembus dengan uang Rp10 ribu hingga Rp15 ribu per orang.
"Kalau mau nambah waktu ketemu, ya bayar. Ada yang minta Rp10 ribu, ada yang lebih," ujar seorang ibu yang enggan disebutkan namanya, sembari menunggu giliran bertemu sang suami.
Di antara hiruk-pikuk itu, ada pula kisah S , seorang ibu muda yang suaminya, A , kini mendekam di balik jeruji karena kasus ringan. "Suami saya kena gatal-gatal kulit di dalam. Saya bingung harus kasih obat bagaimana," ujarnya sambil menunduk sedih. Ia berharap kondisi kesehatan suaminya bisa lebih diperhatikan.
D'Pass Cafe kini menjadi titik temu yang tak hanya menyajikan kopi dan makanan, tetapi juga kisah-kisah kemanusiaan yang menyentuh. Tempat ini adalah saksi betapa kuatnya cinta keluarga, dan juga betapa rentannya sistem yang seharusnya memberi pembinaan, tetapi masih meninggalkan celah untuk praktik-praktik yang merugikan keluarga para napi.
**Afridon
0 Komentar