 |
| Di tengah tekanan efisiensi anggaran nasional, rombongan 48 kepala desa di Kota Pariaman justru melakukan studi tiru Tidak tepat pengunaa Anggaran Rabu 21 Mai.2025 |
Pariaman.Editor– Di tengah tekanan efisiensi anggaran nasional, rombongan 48 kepala desa di Kota Pariaman justru melakukan studi tiru dan koordinasi ke Kementerian Dalam Negeri serta Kabupaten Bandung. Langkah ini menuai sorotan tajam dari tokoh masyarakat.
Salah satu tokoh masyarakat Kota Pariaman, Muhamad Hosen, menyebut bahwa kegiatan tersebut sebaiknya dievaluasi karena dianggap tidak memiliki urgensi di masa serba sulit seperti saat ini.
"Keputusan ini menimbulkan pertanyaan publik. Harusnya ada prioritas dan rencana yang tepat sasaran dalam penggunaan dana desa," ujar Hosen, Rabu 21.Mai 2025
Ia menilai, studi tiru semacam itu seringkali tidak memberikan dampak nyata bagi masyarakat desa. Apalagi, hanya 48 kepala desa yang berangkat, tanpa melibatkan perangkat desa lainnya ataupun berbagi hasil secara menyeluruh.
“Kalau pun penting, cukup beberapa perwakilan saja. Nanti hasilnya disampaikan kepada desa lainnya. Itu baru efisien,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMDes) Kota Pariaman, Yalvi Endri, membenarkan keberangkatan para kepala desa sejak Senin 19.Mai 2025nhingga Jumat 23.Mai.2025. Ia menyebut kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas perangkat desa melalui studi lapangan.
Namun, pengamat kebijakan publik, Jhoni. menilai waktu lima hari untuk dua lokasi kunjungan terlampau panjang dan tidak sebanding dengan urgensi kegiatan.
"Di zaman serba digital, banyak hal bisa dilakukan secara daring. Studi banding ke luar daerah di tengah efisiensi justru menjadi ironi," kata jhoni
Publik berharap, kegiatan ini bukan sekadar pelesiran berkedok studi tiru, melainkan mampu membawa dampak positif dan program konkret di masing-masing desa. Jika tidak, kepercayaan publik terhadap pengelolaan dana desa bisa terus tergerus.
**Afridon
0 Komentar