"Jeritan di Balik Gerbang Sekolah: Ratusan Siswa SMAN 1 Sungai Geringging Tuntut Keadilan untuk Korban Pencabulan"

 

suara menuntut keadilan atas dugaan pencabulan yang dilakukan oleh seorang pegawai tata usaha kepada siswi kelas X.


Padang Pariaman. Editor   Gerbang SMAN 1 Sungai Geringging, yang biasanya menjadi saksi bisu semangat pelajar menyambut hari baru, berubah menjadi panggung perjuangan, Rabu pagi  14 Mai 2025  Ratusan siswa meninggalkan bangku pelajaran demi satu suara menuntut keadilan atas dugaan pencabulan yang dilakukan oleh seorang pegawai tata usaha kepada siswi kelas X.

Mereka bukan sekadar berdiri. Mereka berteriak. Mereka mengangkat spanduk bertuliskan “Berhentikan Guru Cabul” dan “Turunkan Kepala Sekolah”. Mereka bergerak bukan untuk sekadar protes, tapi untuk menyelamatkan sesama.

Aksi ini dipicu oleh keberanian seorang korban yang angkat suara melalui media sosial pekan lalu. Ia mengaku mendapat perlakuan tidak senonoh sebanyak dua kali dari oknum TU pada akhir 2024. Namun, alih-alih mendapat perlindungan, sang korban justru mendapat intimidasi. Trauma mendalam membuatnya harus mengajukan pindah sekolah.

“Yang bersuara baru satu, tapi setelah kami telusuri, ternyata ada korban lain. Kami tidak bisa diam,” ujar Giorg Agian Syava, Ketua OSIS yang menjadi orator utama dalam aksi tersebut. “Korban diintimidasi, dipaksa diam. Kami tak mau ada korban selanjutnya.”

Gio dan kawan-kawan menyebut bahwa pihak sekolah justru terkesan menutupi kasus ini. Alih-alih melakukan penindakan tegas, korban justru disudutkan. “Ini bukan hanya soal pelecehan, ini tentang bagaimana sekolah kami gagal menjadi tempat aman bagi kami,” tegasnya.

Aksi damai yang melibatkan sekitar 700 siswa ini berlangsung tertib namun penuh tekanan emosional. Beberapa siswi terlihat menangis saat orasi berlangsung, sebagian lainnya saling menggenggam tangan sebagai bentuk solidaritas. “Kami bukan cuma pelajar. Kami manusia yang punya hak untuk merasa aman di sekolah,” teriak salah seorang siswi dari kerumunan.

Setelah lebih dari satu jam aksi berlangsung, pihak sekolah akhirnya menemui para siswa. Namun, menurut Gio, perjuangan mereka belum selesai. “Kami akan terus bergerak. Ini bukan akhir. Kami ingin oknum TU itu diberhentikan, dan kepala sekolah bertanggung jawab atas kelalaiannya.”

Kasus ini bukan hanya mencoreng nama baik institusi pendidikan, tetapi juga menjadi refleksi atas lemahnya perlindungan siswa dari tindakan asusila. Di balik semangat menuntut ilmu, ada trauma yang tak terlihat—dan hari ini, siswa SMAN 1 Sungai Geringging membuktikan bahwa suara pelajar bisa mengguncang tembok-tembok kekuasaan yang membungkam.


 ** Afridon

Posting Komentar

0 Komentar