Tragedi Pilubang: Kisah Perjuangan Bela Cintia Bertahan Hidup dengan Peluru di Tubuhnya

Bela Cintia, yang berusia 14 tahun. Bela, korban sebuah insiden penembakan misterius


Padang Pariaman ,Editor- Dalam suasana pagi yang masih terbungkus kabut tipis, Leni Marlina terlihat mengetuk pintu saudaranya, sebuah langkah penuh keputusasaan demi kesehatan anaknya, Bela Cintia, yang berusia 14 tahun. Bela, korban sebuah insiden penembakan misterius di Pilubang, Padang Pariaman, terpaksa menjalani kehidupannya dengan sebutir peluru yang bersarang di dalam tubuhnya.


Tragedi yang belum terungkap pelakunya ini terjadi ketika Bela dan tujuh temannya pulang dari MTS di Pilubang. Di tengah perjalanan, tepatnya di Sungai Lawai Korong Balekok Nagari Kuranji Hulu, sebuah suara dentuman tiba-tiba diikuti rasa sakit di perut Bela, membuatnya terjatuh dan terluka.


Dalam lima hari pertama setelah kejadian, Bela mengalami kesulitan dalam bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari, kondisi yang membuatnya hanya bisa terbaring sambil menangis. Perjuangannya melawan rasa sakit dan ketakutan terhadap puluhan suntikan yang ia terima selama perawatan adalah bukti dari ketangguhan mental yang luar biasa.


Setelah melewati hari-hari sulit di rumah sakit, Bela akhirnya diizinkan pulang. Meskipun masih merasakan sakit dan belum bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala, keberaniannya untuk mulai bergerak dan meninggalkan tempat tidurnya adalah langkah awal menuju pemulihan.


Kisah Bela Cintia adalah sebuah cerita tentang keberanian, perjuangan, dan harapan. Meskipun masih dikelilingi rasa sakit dan ketidakpastian, Bela dan keluarganya terus berjuang, menanti keadilan sambil mengharapkan pemulihan yang penuh.


Kasus penembakan Bela Cintia saat ini masih dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian Polres Pariaman, dengan keluarga dan masyarakat lokal menantikan keadilan untuk korban. Kisah Bela bukan hanya mengingatkan kita tentang kerentanan hidup, tetapi juga tentang kekuatan semangat manusia dalam menghadapi cobaan.


**Afridon

Posting Komentar

0 Komentar