Pengakuan PSK Lokalisasi Meredan, Sekali Ngmar 250 Ribu Hingga 3OO ribu, Tarif Long Time 700 Ribu



Perlahan-lahan, Meredan tumbuh menjadi lokalisasi baru menggantikan Teleju. Berikut wawancara  EDITOR     dengan salah seorang penghuninya.




MAREDAN, EDITOR   - Melihat dari dekat lokalisasi di Maredan yang terdapat di perbatasan tiga kabupaten dan kota yakni Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelawan, dan Siak, tepatnya Jalan Lintas Pekanbaru-Siak‎, lokalisasi tersebut memang berjarak beberapa ratus meter dari jalan yang telah di rigit Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau pada 2013 lalu. Tempatnya juga dikelilingi perkebunan kelapa sawit.


Senin (24/5 /2021)  , informasi yang didapat bahwa, lokalisasi tersebut masuk dalam wilayah Kota Pekanbaru. Saat  EDITOR  Ssampai di lokalisasi tersebut, ternyata untuk masuk harus membayar uang 'ampang-ampang'. Petugas pos meminta sebesar Rp10 ribu.


Di dalam lokalisasi itu, terlihat rumah-rumah tempat tinggal sekaligus tempat usaha mereka, berderet-deret seperti di komplek perumahan. Sama seperti di Teleju yang telah digusur Pemko Pekanbaru beberapa tahun lalu.‎


Selain itu, terlihat pula banyak pedagang keliling yang menjajakan dagangannya. Mungkin karena hampir terisolir, dagangan mereka cukup diminati para penghuni lokalisasi. Barang yang dijual, selain kebutuhan harian, tentu saja juga ada alat kontrasepsi seperti kondom. Sebulan sekali, sales kondom juga menyambangi tempat ini menawarkan barang.


Setelah berkeliling sebentar, tertujulah perhatian penulis pada satu rumah untuk berhenti. EDITOR  saat itu bertemu dengan salah seorang pelacur Bunga, sebut saja begitu namanya. Wanita itu memiliki tubuh langsing dengan tinggi sekitar 168 cm. Kulitnya sawo matang dan mengaku berasal dari Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.


Perbincangan akrabpun terjalin. Awalnya Siti   enggan menemani  EDITOR    ngobrol. Setelah terjadi kesepakatan dan tawar menawar harga, maka putus dengan harga Rp200 ribu plus membayar minuman dan rokok.


Bunga mengaku baru dua bulan mencari kehidupan di Maredan tersebut. Bunga juga mengaku merupakan seorang janda anak dua. Saat ini, kedua anaknya dititipkan ke ibunya di kampung, dan biayanya dikirimkan  Siti  setiap bulannya.


Wanita itu mengaku tinggal dengan enam orang teman serumah. Sistem kerja mereka, bagi hasil dengan  Mukcikari  . Artinya, uang yang didapatnya setiap hari disetorkan ke si bos dan sebulan sekali dibagi.


Tarif Bunga sendiri sekali "masuk kamar"‎ berkisar Rp250 ribu hingga Rp300 ribu. Di sana juga bisa menginap dan biaya nginapnya sebesar Rp700 ribu, masuk dari pukul 02.00 WIB dini hari dan keluar kamar pada pagi harinya sekitar pukul 08.00 WIB. Untuk tarif sekali "masuk kamar" bervariasi antar pelacur lainnya.


** Afridon

Posting Komentar

0 Komentar