Padang, Editor — Suasana di Pelabuhan Penyeberangan Teluk Bungus, Kota Padang, Sumatera Barat, memanas pada Rabu (10/12/2025). Sebanyak tiga truk aspal curah milik MPT Group yang diketahui masih dalam kondisi aktif ikut naik ke atas Kapal Wira Ono Niha tujuan Gunungsitoli, Nias, bersamaan dengan truk tangki BBM dan truk pengangkut gas LPG.
![]() |
| 9 truk BBM dan LPG yang telah dipesan khusus oleh perusahaan Pertamina |
Selain muatan berisiko tinggi tersebut, antrean kendaraan di dermaga juga memanjang. Total ada 26 truk yang akan diangkut kapal, termasuk 9 truk BBM dan LPG yang telah dipesan khusus oleh perusahaan Pertamina.
Menurut Fadil, bagian pengatur muatan di Kapal Wira Ono Niha, kapal sudah dicarter untuk membawa sembilan unit truk migas tersebut.
“Total muatan truk 26 unit. Sisanya sembako untuk bantuan ke Aceh,” kata Fadil.
Pengawas Pelabuhan: Truk Tak Punya Nomor Antrian Ditolak
Pengawas Satuan Pelayanan (Wasatpel) Pelabuhan Teluk Bungus, Herwandi, membenarkan bahwa kuota kapal hanya 26 truk. Namun masalah muncul karena ada pedagang membawa muatan sembako yang enggan memakai nomor antrean dan tidak mau menimbang muatan.
“Kita sudah tegas. Yang tidak punya nomor antrean 1 sampai 26, kita tunda. Yang terpal hijau mundur dulu. Dahulukan yang resmi berantrian,” tegas Herwandi.
Ia juga menyebutkan bahwa ada muatan bantuan untuk bencana di Aceh yang diprioritaskan naik.
Penumpang Protes Truk Aspal Curah Dicampur dengan BBM dan LPG
Salah satu sopir truk, Faisal, memprotes keras keputusan pihak kapal menaikkan truk aspal curah aktif bersamaan dengan BBM dan gas LPG, yang jelas berpotensi memicu kebakaran.
“Ini soal keselamatan. Kenapa truk aspal curah yang api masih aktif diberi nomor antrean dan dinaikkan bersama BBM dan LPG? Ini harus dievaluasi pihak kapal,” ujar Faisal.
Ia menilai pencampuran muatan berisiko tinggi itu membuat jadwal keberangkatan terlambat dan dapat membahayakan keselamatan penumpang maupun kapal.
“Keamanan dermaga harus tegas. Truk aspal curah tidak boleh berdekatan dengan muatan BBM dan LPG. Ini sangat membahayakan,” tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, keberangkatan kapal mengalami keterlambatan akibat proses evaluasi penataan muatan yang dinilai tidak sesuai standar keselamatan
**Afridon




0 Komentar