Padang,Editor— Suasana Lapas Kelas II A Padang berubah tegang pada Selasa 21 Oktober 2025. malam. Saat sebagian besar narapidana bersiap tidur, derap langkah petugas berseragam membelah lorong. Satu per satu pintu kamar besi dibuka—menandai dimulainya razia mendadak yang dipimpin langsung Kepala Lapas Junaidi Rison, didampingi Kepala Pengamanan Lapas Dimas Eka Putra dan Kasubsi Pengamanan Melyadi Mulya.
Langkah tegas ini diambil untuk memastikan Lapas Padang benar-benar bersih dari narkoba dan barang terlarang.
“Kami ingin menegaskan, tidak ada ruang bagi peredaran narkoba di dalam Lapas Padang,” ujar Junaidi dengan nada tegas.
50 Napi Dikeluarkan, Petugas Sisir Setiap Sudut
Sekitar 50 narapidana dari berbagai kasus—mulai dari narkotika, pencurian, hingga pidana umum—dikeluarkan dari kamar satu per satu. Mereka dikumpulkan di lapangan dengan penjagaan ketat, sementara tim pengamanan menyisir setiap sudut kamar.
Pemeriksaan menyeluruh dilakukan hingga ke kasur, lemari, lipatan pakaian, bahkan celah tembok. Hasilnya, tidak ditemukan narkotika, namun sejumlah barang terlarang berhasil disita:
Dua unit handphone dan charger
Gunting serta pinset logam
Sendok besi
Botol parfum kaca
Beberapa ruas kabel listrik
“Sekecil apa pun pelanggaran, kami tidak akan kompromi. Semua barang langsung kami sita untuk dimusnahkan,” tegas Junaidi.
Lapas Bersih Narkoba Tanpa Toleransi
Razia ini merupakan bagian dari program “Lapas Bersinar” (Bersih Narkoba) yang digencarkan secara berkelanjutan. Junaidi memastikan, penggeledahan akan dilakukan tanpa jadwal tetap agar tak bisa ditebak siapa pun.
“Jika ada petugas yang terlibat, baik sebagai pemakai, pengedar, atau fasilitator, mereka pengkhianat terhadap reformasi yang sedang kami bangun,” ujarnya lantang.
Semua Pegawai Sudah Teken Pakta Antinarkoba
Sehari sebelum razia, pada Senin 20.Oktober 2025b seluruh pejabat Lapas Padang menandatangani pakta integritas berisi komitmen antinarkoba dan antikorupsi. Langkah ini menjadi bentuk keseriusan bahwa pemberantasan narkoba bukan hanya menyasar napi, tetapi juga petugas.
Reformasi Pemasyarakatan Dimulai dari Ketegasan
Junaidi menegaskan bahwa razia malam itu bukan sekadar rutinitas, melainkan pesan moral bahwa Lapas Padang bertekad menjadi lembaga pembinaan yang bersih, aman, dan manusiawi.
“Kami ingin Lapas Padang menjadi contoh. Ini bukan tempat bermain-main dengan hukum. Ini tempat memperbaiki diri,” tegasnya.
Di tengah maraknya isu penyelundupan narkoba di balik jeruji, langkah tegas ini menjadi sinyal kuat reformasi pemasyarakatan. Lapas Padang menegaskan: perubahan nyata dimulai dari keberanian untuk membersihkan diri sendiri.
**Afridon


0 Komentar