![]() |
jarak begol ditetapkan 15 cm, namun di lapangan terpasang 20 hingga 24 cm. Padahal, kolom praktis merupakan komponen vital tiang bangunan |
Padang Pariaman.Editor – Proyek Revitalisasi Satuan Pendidikan SMP Negeri 5 Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman.Sumatera Barat disorot setelah ditemukan kesalahan teknis dalam pengerjaan. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Padang Pariaman, Dedi Spendri, menegaskan bahwa tanggung jawab penuh berada di pihak sekolah.
Sebelumnya, ditemukan jarak begol pada kolom praktis tidak sesuai spesifikasi. Sesuai perencanaan, jarak begol ditetapkan 15 cm, namun di lapangan terpasang 20 hingga 24 cm. Padahal, kolom praktis merupakan komponen vital tiang bangunan.
Kepala tukang, Yuli, mengungkapkan bahwa ketidaksesuaian itu terjadi pada tiang bangunan gedung Administrasi, Laboratorium Komputer, dan UKS. Kolom praktis tersebut menggunakan empat besi berdiameter 10 mm dengan begol 8 mm.
“Tanggung jawab itu ada di sekolah, karena yang berkontrak dengan pusat adalah pihak sekolah. Kami hanya memfasilitasi kebutuhan administrasi seperti data dapodik. Setelah itu, sekolah langsung berhubungan dengan pusat tanpa melibatkan dinas,” jelas Dedi Spendri.
Ia menegaskan, Disdikbud hanya sebatas mengetahui bahwa SMPN 5 Lubuk Alung mendapat bantuan dana pembangunan dari pusat. Namun, secara teknis maupun administrasi, seluruh pengelolaan anggaran dan pelaksanaan berada di bawah kendali Kepala Sekolah.
“Kalau ada kesalahan, Kepala Sekolah yang bertanggung jawab langsung,” tegasnya.
**.Afridon
0 Komentar