Indragiri Hilir.Editor – Ratusan massa “menyerbu” Mapolres Indragiri Hilir (Inhil) pada Selasa (23/09/2025) siang. Situasi tampak memanas dengan simulasi pelemparan bom, pembakaran ban, dan upaya menerobos markas kepolisian. Namun, kondisi itu hanyalah bagian dari Simulasi Sistem Pengamanan Markas Komando (Sispam Mako) dan Unjuk Rasa (Unras) yang digelar Polres Inhil.
Latihan ini dihadiri langsung oleh Wakapolda Riau Brigjen Pol Adrianto Jossy Kusumo, Karo Ops Polda Riau Kombes Pol Ino Harianto, Kapolres Inhil AKBP Farouk Oktora, serta jajaran personel Polres Inhil.
Dalam arahannya, Wakapolda Riau menekankan pentingnya kesiapan personel menghadapi kemungkinan terburuk, terutama jika aksi unjuk rasa berujung pada anarkisme.
“Kami ingin seluruh jajaran memahami prosedur tetap, mulai dari pencegahan hingga penindakan. Sispam Mako adalah bagian dari kesiapsiagaan Polri agar personel tidak ragu menghadapi ancaman nyata,” tegasnya.
Kapolres Inhil AKBP Farouk Oktora menambahkan, latihan mencakup berbagai skenario, mulai dari negosiasi dengan massa, pemantauan situasi, komunikasi humanis, hingga penindakan sesuai SOP.
"Personel juga dilatih menghadapi lemparan bom molotov, serangan senjata tajam, serta upaya massa yang mencoba merusak fasilitas kepolisian," ujarnya.
Selain itu, tim khusus dilatih cepat memadamkan api agar tidak merembet ke area vital. Titik-titik strategis dijaga ketat untuk mencegah massa menerobos markas.
“Tindakan tegas dan terukur diambil jika massa tetap nekat, namun pendekatan humanis tetap menjadi prioritas, termasuk melibatkan tokoh agama, tokoh pemuda, serta elemen masyarakat,” jelas Kapolres.
Pihak kepolisian menekankan, hak menyampaikan pendapat di muka umum dijamin undang-undang, tetapi kekerasan dan pengrusakan jelas melanggar hukum dan merugikan semua pihak.
Kegiatan ini sekaligus menjadi bukti keseriusan Polri dalam memperkuat kesiapsiagaan serta memberi pesan kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi isu menyesatkan melalui media sosial maupun grup komunikasi.
**Mdh
0 Komentar