Pabrik Jagung Rp 48,3 Miliar di Pasbar Mangkrak, Pemprov Sumbar Masih Sibuk Apreisal

 

Pembangunan fasilitas pengering jagung dan gedung Unit Pengolahan Pakan di Kinali, Kabupaten Pasaman Barat

Padang, Editor– Pembangunan fasilitas pengering jagung dan gedung Unit Pengolahan Pakan di Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, kembali menuai sorotan. Proyek yang menelan anggaran jumbo Rp48,3 miliar lebih dari APBD Sumbar tahun 2023 itu, hingga kini belum juga difungsikan.

Masyarakat mempertanyakan keseriusan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam mengelola aset yang seharusnya mampu mengangkat kesejahteraan petani jagung.

Kepala BPKAD Sumbar, Rosail Akhyari, membenarkan bahwa aset tersebut masih dalam tahap penilaian. “Saat ini sedang proses penilaian untuk pemanfaatan aset melalui kerjasama dengan calon mitra. Detailnya dapat dikonfirmasi ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan,” tulis Rosail lewat pesan WhatsApp, Senin 29 September 2025

Hal senada disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Sukarli, yang menyebut tim aset daerah bersama KJPP (Kantor Jasa Penilaian Publik) masih melakukan kajian apreisal. “Masih dalam proses kajian bersama KJPP,” ujarnya di kantor dinas.

Sementara itu, Asisten III Pemprov Sumbar, Medi Iswandi, mengungkapkan bahwa pabrik jagung Kinali rencananya akan diserahkan kepada pihak ketiga. “Setelah proses apreisal selesai, aset akan dilelang. Saat ini masih dalam tahap persiapan untuk dikontrakkan,” katanya.

Di sisi lain, Biro Organisasi Setdaprov Sumbar menegaskan perannya hanya sebatas memberikan saran kelembagaan. Kepala Biro, Dina Febriyanti, menjelaskan bahwa pihaknya membantu asisten merumuskan kebijakan, termasuk opsi apakah pengelolaan pabrik itu lebih tepat melalui BUMD atau UPTD.

Namun, fakta di lapangan jelas: pabrik berkapasitas produksi hingga 50 ton per hari dengan mesin modern itu dibiarkan terbengkalai sejak rampung dibangun. Padahal, keberadaan pabrik ini sangat diharapkan petani jagung untuk meningkatkan nilai tambah, kualitas hasil panen, dan kesejahteraan mereka.

Publik kini menunggu langkah tegas Pemprov Sumbar: apakah pabrik Rp48,3 miliar ini segera difungsikan atau hanya akan menjadi monumen mangkraknya proyek ambisius.


**Afridon

Posting Komentar

0 Komentar