Lapas Bukittinggi Perkuat Sinergi dengan Jurnalis, Dorong Keterbukaan Informasi

kalapas  kelas II Bukittinggi Herdianto Bersama jurnalis Senior Afridon

 

Kalapas Herdianto didampingi Kasi Binadik Andri Noverman menerima silaturahmi Ketua Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) Cabang Bukittinggi, Adjurama Gustidjah, bersama jurnalis senior dari Padang, Afridon (Beritaeditorial.com).



Bukittinggi, Editor— Lapas Kelas IIA Bukittinggi terus memperkuat sinergi dengan insan pers guna mendorong keterbukaan informasi publik. Senin 15 September , kalapas  Herdianto didampingi Kasi Binadik Andri Noverman menerima silaturahmi Ketua Kolaborasi Jurnalis Indonesia (KJI) Cabang Bukittinggi, Adjurama Gustidjah, bersama jurnalis senior dari Padang, Afridon (Beritaeditorial.com).


Kasi Binadik Andri Noverman Bersama Jurnalis Afridon 9

“Kami menyambut baik sinergi dengan jurnalis. Informasi yang akurat dan berimbang penting bagi masyarakat, sekaligus mendukung program pembinaan warga binaan,” tegas Kalapas Herdianto.

Adjurama menilai langkah Lapas Bukittinggi membuka ruang komunikasi dengan media adalah terobosan penting. “Ini menjadi jembatan edukasi publik tentang kondisi, pembinaan, dan kegiatan sosial di dalam Lapas. Kolaborasi ini harus terus berlanjut,” ujarnya.

Selain memperkuat kemitraan dengan jurnalis, Lapas Bukittinggi juga menghadirkan fasilitas ramah pengunjung, seperti ruang bermain anak, ruang menyusui, dan Wartelpas sebagai sarana komunikasi resmi warga binaan dengan keluarga.

Saat ini jumlah warga binaan mencapai 514 orang, terdiri dari 451 narapidana dan 63 tahanan. Lebih dari 60 persen kasus yang ditangani didominasi perkara narkotika.

Lapas Bukittinggi Gelar Bakti Sosial, Ringankan Beban Keluarga Napi

Sebagai wujud kepedulian sosial, Lapas Kelas IIA Bukittinggi juga menggelar bakti sosial pembagian sembako bagi keluarga narapidana.

“Bakti sosial ini adalah langkah kecil kami untuk berbagi. Semoga bantuan ini bisa sedikit meringankan beban ekonomi keluarga warga binaan,” ujar Kalapas Herdianto.

Ia memastikan kegiatan serupa akan dilakukan secara berkala dengan melibatkan petugas Lapas dan mitra terkait. Aksi sosial ini pun disambut hangat keluarga napi yang merasa terbantu oleh perhatian pihak Lapas.

Masih Disebut “Lapas Ninik Mamak”, Cermin Kearifan Lokal Minangkabau

Lapas Bukittinggi hingga kini masih dikenal dengan sebutan “Lapas Ninik Mamak.” Menurut Kalapas Herdianto, istilah tersebut melekat karena kuatnya pengaruh adat Minangkabau dalam kehidupan masyarakat.

“Masyarakat masih menyebut Lapas ini dengan istilah Lapas Ninik Mamak, karena identik dengan peran tokoh adat dalam kehidupan sosial,” jelasnya.

Herdianto menambahkan, sebutan itu juga menjadi simbol kedekatan Lapas dengan masyarakat serta cermin kearifan lokal. “Kami ingin Lapas ini bukan sekadar tempat menjalani pidana, tetapi juga wadah pembinaan yang tetap mengedepankan nilai budaya,” katanya.

Sebutan “Lapas Ninik Mamak” kini dipandang sebagai identitas lokal yang memperkuat jati diri lembaga pemasyarakatan di tengah arus modernisasi.


** Afridon

Posting Komentar

0 Komentar