Kadai Ing: Lontong Jumbo, Teh Talua, dan Cerita di Bawah Pohon Rindang

 

Kadai Ing

Padang.Editor-Di sudut yang tenang namun ramai di pagi hari, berdiri sebuah kedai sederhana namun penuh pesona  Kadai Ing. Bukan sekadar tempat makan, kedai ini telah menjadi titik temu banyak kalangan—dari tentara Kodim, ASN, pegawai Bank BSI, hingga para jurnalis. Semua berkumpul di bawah rindangnya pohon besar, menikmati sarapan murah meriah yang penuh cita rasa.Jumat 11 Juli 2025 – Pukul 09.37 WIB

Lontong Jumbo dan Teh Talua untuk Stamina

Menu andalan di sini adalah lontong gulai porsi jumbo lengkap dengan sambal lado khas yang pedasnya namun nikmat. Dengan hanya Rp6.000, pelanggan sudah bisa menikmati sepiring penuh kelezatan Minang.

"Teh talua itik dengan gula aren jadi favorit saya, bikin kuat kerja seharian," ujar Nur, pelanggan setia yang bekerja di lingkungan pasar raya. Selain itu, tersedia juga minuman tradisional seperti teh jahe, kopi hitam, dan kopi susu sudu dengan harga sangat terjangkau kopi hanya Rp4.000.

Ing, 41 Tahun Ganteng, Bersih, dan Humoris

Ing, pemilik kedai berusia 41 tahun, menjadi magnet tersendiri. Dengan penampilan bersih, gaya bicara santun khas orang Padang, dan sifat humoris, ia dikenal piawai membaur dengan siapa pun. Sosoknya independen, mudah bergaul, dan selalu menyambut pelanggan dengan senyum

“Kalau pagi, saya suka ngopi dulu di tempat Ing. Suasananya adem, kayak bukan di tengah kota,” ungkap seorang anggota Kodim sambil menyeruput teh jahe hangat.

Lebih dari Sekadar Kedai

Kadai Ing bukan hanya tempat makan, tapi sudah menjadi ruang interaksi sosial. Obrolan hangat antarpegawai bank, diskusi kecil jurnalis, hingga candaan ringan para anggota TNI, semuanya menyatu di sini. Lokasi yang sejuk dan suasana kekeluargaan membuat siapa pun betah duduk lama.

Dengan harga bersahabat, menu berkualitas, dan pelayanan dari sosok yang menyenangkan, Kadai Ing menjelma sebagai simbol keramahan dan kesederhanaan yang memikat. Di balik semangkuk lontong dan secangkir kopi, tersimpan cerita-cerita yang menyatukan banyak wajah dalam satu meja.

"Pagi yang baik selalu dimulai dari Kadai Ing." ujar Nur sambil tersenyum.


**Afridon


Posting Komentar

0 Komentar