![]() |
Praktik penyimpangan Bahan Bakar Minyak (BBM) Minggu 13 Juli 2025 Pukul 22 10 Wib |
Padang, Editor — Praktik penyimpangan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kembali terendus di Sumatera Barat. Kali ini, modus operandi dilakukan dengan memanfaatkan mobil boks (box), yang secara fisik sulit dibedakan dari kendaraan angkutan barang biasa. Dugaan kuat, kendaraan ini dimodifikasi untuk menampung BBM subsidi jenis biosolar atau pertalite dalam jumlah besar, lalu dijual kembali ke industri dengan harga non-subsidi.
Sejumlah SPBU di wilayah Agam disebut menjadi titik pengisian. Berdasarkan hasil pantauan dan informasi masyarakat, mobil boks tersebut kerap bolak-balik mengisi BBM dalam waktu berdekatan.
“Modusnya rapi. Mobil boks masuk seperti biasa, isi full tank, tapi ternyata tangki dimodifikasi. Bahkan ada yang menggunakan Tandon dalam Boks tersembunyi,” ungkap salah seorang petugas SPBU yang enggan disebutkan namanya, Senin 14 juli 2025
SPBU Diduga Tutup Mata atau Terlibat
Dugaan keterlibatan oknum petugas SPBU juga mencuat. Pasalnya, pengisian BBM dalam jumlah besar dengan frekuensi tinggi seharusnya dapat terdeteksi melalui sistem digital.
“Kita menduga ada pembiaran. Beberapa SPBU terkesan tutup mata, padahal transaksi semacam ini tidak wajar,” ujar seorang sumber dari instansi pengawas migas di Sumbar.
Pertamina dan Polisi Bergerak
PT Pertamina Patra Niaga Wilayah Sumbagut menyatakan sedang menelusuri dugaan penyimpangan tersebut. “Kami tidak mentolerir praktik penyalahgunaan BBM subsidi. Apabila terbukti, SPBU bisa dikenakan sanksi hingga pemutusan kontrak,” tegas Juru Bicara Pertamina Sumbagut.
Sementara itu, Polda Sumbar melalui Ditreskrimsus mulai melakukan penyelidikan mendalam. Beberapa kendaraan dan operator SPBU akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
Kerugian Negara dan Dampak ke Masyarakat
Penyimpangan ini ditaksir menyebabkan kerugian negara mencapai ratusan juta rupiah per bulan, mengingat selisih harga BBM subsidi dan non-subsidi cukup tinggi. Selain itu, kelangkaan BBM subsidi di sejumlah daerah belakangan ini diduga erat kaitannya dengan praktik ilegal ini.
**tim
0 Komentar