"Semangat Idul Fitri di Masjid Raya Sungai Limau: Kebangkitan Komunitas di Tengah Tantangan"

Ustad Alfisah, putra daerah yang kembali ke kampung halamannya untuk berbagi tausiyah rabu 10 april 2024


Padang Pariaman ,Editor- Sumatera Barat - Dini hari di Korong Sungai Limau, Nagari Kuranji Hilir, menyambut Salat Idul Fitri 1445 H dengan suasana yang penuh haru. Awan tipis masih bertebaran di langit, sementara sinar matahari perlahan menembus, menghadirkan kehangatan bagi jemaah yang memadati Masjid Raya Sungai Limau, sebuah masjid yang tidak hanya bersejarah tapi juga terkenal dengan ketangguhannya menghadapi bencana.


Meski baru saja pulih dari dampak banjir yang merendam lantainya beberapa hari lalu, masjid ini tetap menjadi pusat ibadah bagi ratusan umat yang datang, baik dari dalam kota maupun para perantau. Pagi itu, jemaah terlihat mengisi setiap sudut ruangan hingga meluber ke pelataran, menandakan semangat kebersamaan dan keteguhan iman yang tak tergoyahkan oleh bencana.


Ustad Alfisah, putra daerah yang kembali ke kampung halamannya untuk berbagi tausiyah, memimpin khutbah dengan pesan kegembiraan dan kesucian, mengingatkan jemaah tentang esensi dari bulan Ramadhan yang baru saja berlalu.


Di tengah kebersamaan ini, kisah tanggul cek dam Batang Air Sungai Limau yang rusak menjadi pembicaraan. Ajo Af Tanjung, tokoh masyarakat setempat, mengungkapkan bagaimana tanggul yang rusak tersebut menyebabkan banjir yang melanda area tersebut. Ini menyoroti kembali tantangan infrastruktur yang dihadapi daerah itu, sekaligus ketahanan komunitas dalam menghadapinya.


Kabar baik datang dari Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur, yang mengkonfirmasi bahwa upaya pembangunan kembali cek dam tersebut akan dilanjutkan. Dengan optimisme, beliau mengungkapkan komitmen untuk mempertahankan dana hibah dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengisyaratkan pembangunan ulang yang akan dimulai segera, sebagai langkah konkret dalam mitigasi bencana dan perlindungan komunitas lokal.


Masjid Raya Sungai Limau, yang berdiri di tengah pasar rakyat dan memiliki sejarah sebagai tempat transit pedagang, hari ini lebih dari sekadar tempat ibadah. Ia adalah simbol ketangguhan dan pusat komunitas, tempat berbagi kegembiraan, kesedihan, dan harapan. Di sini, di pagi hari yang cerah setelah Salat Idul Fitri, komunitas Padang Pariaman menunjukkan kepada dunia bahwa semangat dan kebersamaan mereka tidak akan pernah kalah oleh tantangan.


**Suger

Posting Komentar

0 Komentar