Proyek BPBD Kabupaten Padang Pariaman, 6 Bulan Pekerjaan Berjalan, Progres Masih 30 Persen



Padang Pariaman, ,Editor -Miris, Enam bulan sudah proses pekerjaan Rekonstruksi Bendung/Cekdam Sungai Limau di Kabupaten Padang Pariaman, dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana PT. Suci Esa Lestari, 


namun sampai pertengahan bulan September progres nya baru 30 persen jika merujuk kepada time schedule harusnya progres sudah 60 persen lebih. Padahal proyek BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Padang Pariaman


 itu begitu ditunggu manfaatnya oleh masyarakat. Tapi nyatanya sampai sekarang bobot pekerjaan masih jauh minus dari jadwal pelaksanaan yang menyisakan waktu hanya dua bulan kedepan (November-red).

Dari penelusuran media ini dilapangan, Senin 18 September 2023, terlihat dilokasi proyek tidak begitu banyak pekerja melakukan kegiatan. Dari bukti fisik dilapangan yang terlihat hanya aktifitas pekerjaan pengerukan pasir dan pekerjaan pembuatan lining sungai (lihat foto-red). 


Parahnya, besi yang sudah dikarang dilokasi pekerjaan telah berkarat disinyalir terbengkalai dalam waktu lama dibiarkan tidak segera dilapisi beton.

Minusnya progres pekerjaan diakui oleh Fardiman selaku pengawas kegiatan dari PT Afiza Billimko Konsultan. " Saat ini progres baru 35 persen lebih yang harusnya sudah 60 persen lebih," kata Fardiman.


Secara umum keterlambatan pekerjaan terjadi akibat kelalaian penyedia. Bahkan sudah dilakukan SCM ( Show Cause Meeting) ke 3. " Jadi kita sudah tiga kali melakukan ( SCM ) rapat pembuktian keterlambatan pekerjaan. Kesimpulannya dari sekarang hingga bulan Oktober mendatang progres nya sudah harus 65 persen lebih," ungkapnya Fardiman.



Menyinggung material yang digunakan, Fardiman mengatakan didatangkan dari luar lokasi proyek, namun ia mengakui sesekali


P menggunakan pasir dilokasi setempat ( lokasi proyek-red ). Dan ia meng klaim bahwa pekerjaan sudah sesuai standar mutu yang ditentukan, begitu juga dengan material yang digunakan telah sesuai spesifikasi teknis. 


Bahkan ia mencoba menyakinkan wartawan bahwa untuk pembuatan beton siklop ( beton redimix dan batuan ) telah sesuai volume yang ditentukan antara jumlah kubikasi batu dan beton.

Sementara itu, menurut informasi warga telah terjadi ada dugaan manipulasi volume material seperti pasir, kerikil dan batu (sirtu). Karena material sirtu yang harusnya dibeli dari luar lokasi proyek diduga telah mengambil dan menggunakan sirtu yang ada dilokasi proyek. 


Ironisnya, beton siklop campuran beton redimix dengan batu yang dikatakan pengawas, juga dicampur dengan bongkahan semen dari konstruksi beton bendung yang rusak (lihat foto-red). Ironisnya lagi, selimut beton pada bangunan Cekdam terlihat keropos, karena banyak pori - pori, bahkan batu besar menyembul keluar dilapisan luar selimut beton.


Sebagai pengguna anggaran, Kepala Pelaksana BPBD ( Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya mengatakan bahwa kewajibannya sudah dijalankan, soal minusnya progres pekerjaan kendala nya dari rekanan. " Kami saat ini melakukan pengawasan melekat.Jadi progres per hari itu kami pantau " kata Budi.


Menyinggung pekerjaan ini pihaknya sudah melakukan SCM ke 3, dimana  memberi waktu kepada rekanan untuk memenuhi kekurangan bobot sampai Oktober nanti, targetnya 26 persen. " Tapi kita belum bisa putuskan berapa progres saat ini, yang pasti ada kemajuan " kata Budi lagi.


Mengenai penyebab progres tidak terpenuhi sesuai rencana kerja, dikatakan Budi hal itu tim lah yang bisa menjelaskan. " Tim itu ada konsultan pengawas dan tim teknis. Dari informasi yang saya ketahui memang ada kendala masalah dari metoda pelaksanaan dan internal perusahaan " sebutnya. 


Soal indikasi adanya penggunaan material dilokasi setempat seperti pasir, kerikil dan batu dikatakan Budi belum melihat dan mendapat informasi itu. " Saya belum melihat nya, ini baru rencana melihat kelapangan " kata Budi terkesan menepis indikasi itu.


Kalau dari luar tentu ada material barang - barang yang pabrikasi. " Saya sendiri tidak terpantau juga, cuma ada yang dari luar tapi saya tidak bisa memastikan karena tidak melihat secara rutin dilapangan " jelasnya.


Dalam proses pembayaran nanti, pihaknya sesuai dengan laporan tim teknis dan konsultan pengawas. " Seharusnya pekerjaan itu harus sesuai spek, tapi saya yakin konsultan pengawas tentu tidak lalai melakukan pengawasan " ujarnya.


Menambahkan keterangan Kalaksa nya, Yendril PPK proyek mengatakan, yang lebih dominan dilapangan adalah konsultan pengawas. Apapun kondisi dilapangan konsultan pengawas lah yang lebih dulu mengetahui apakah pekerjaan yang dilaksanakan rekanan sudah sesuai dengan perjanjian kerja. " Setiap pembayaran yang kita lakukan sebelumnya sudah di koordinasikan bersama tim teknis dan konsultan pengawas," kata Yendril. 

0

Saat ini kata Yendril, pihaknya sudah mencairkan dana kepada rekanan sebesar 43 persen dari nilai kontrak. " Pertama kita telah mencairkan uang muka, kemudian pencairan termein pertama dan kedua " sebut Yendril.

Ditempat yang sama, Muliarson dari BPBD Provinsi Sumatera Barat yang turut turun kelapangan menanggapi, masalah volume nanti konsultan pengawas lah yang melakukan cek lapangan. Dan konsultan pengawas nanti yang memberitahu kan kepada pihak PPK bagaimana rekomendasi nya. 


" Nanti kita lihat seperti apa laporan dari konsultan pengawas. Kami dari provinsi harapannya pekerjaan itu dapat terlaksana dengan baik sesuai spesifikasi dan sesuai dengan waktu " Pinta nya Muharlison. 



** Tim,



Posting Komentar

0 Komentar