Baznas Kota Pariaman yang diserahkan secara simbolis oleh Walikota Pariaman, Genius Umar di Muaro Pauah Pariaman, Senin (2/8/2021) |
Pariaman - Sebanyak 67 orang mahasiswa asal Pariaman menerima beasiswa dari Baznas Kota Pariaman yang diserahkan secara simbolis oleh Walikota Pariaman, Genius Umar di Muaro Pauah Pariaman, Senin (2/8/2021)
Mahasiswa Politeknik ATIP Padang yang tergabung dalam program satu keluarga satu sarjana (Saga Saja) tahun akademik 2021/2022 ini, berasal dari keluarga kurang mampu yang diendors oleh Pemko Pariaman.
"Pemko Pariaman terus mendorong masyarakat kurang mampu agar mendaftarkan anak-anaknya untuk mengikuti program Saga Saja," Ujar Genius Umar.
Melalui program Saga Saja, Genius berharap seluruh anak Pariaman dari keluarga kurang mampu memperoleh kesempatan yang sama meraih pendidikan tinggi. Apalagi Program Saga Saja menyasar pendidikan orientasi keterampilan atau pendidikan vokasi.
Wakil Ketua Baznas Kota Pariaman, Boedi Satria mengatakan pihaknya menyalurkan zakat Baznas program Pariaman Pintar sebesar Rp 336,87 juta untuk beasiswa tersebut.
Program Pariaman Pintar, kata Boedi merupakan program unggulan dari penyaluran zakat di Baznas Pariaman. Selain itu, Baznas Pariaman juga memiliki program lainnya seperti Pariaman Makmur untuk membantu usaha rumahan dan pedagang keliling, tukang ojek pangkalan dan sopir angkot, serta sejumlah program utama dan parsial lainnya.
Selain zakat rutin yang dikumpulkan dari seluruh ASN Pemko Pariaman, menurut Boedi, pihaknya terus berupaya mengumpulkan zakat dari sumber lainnya (para muzaki). Baik yang ada di ranah maupun di perantauan.
"Sebagai badan amil atau pengumpul zakat, dalam penyalurannya juga mesti tepat sasaran sehingga membantu para mustahik, sekaligus program pemerintah dalam memberantas kemiskinan," kata Boedi.
Program Saga Saja sendiri sudah berjalan sejak 2018 lalu. Hingga kini sudah 179 mahasiswa Pariaman dikuliahkan di berbagai perguruan tinggi yang ada di Tanah Air.
Salah seorang penerima beasiswa Saga Saja, Risa Triana Putri menuturkan, kuliah merupakan cita-cita yang hampir musnah olehnya karena kondisi ekonomi keluarga.
"Kuliah, cita-cita saya yang hampir musnah jika tidak ada Saga Saja," kata dia.
Proses memperoleh beasiswa pada program Saga Saja, kata Risa, juga tidak sulit. Ia cukup melampirkan beberapa surat pengantar dari desa, lalu memilih perguruan tinggi dan mengikuti tes.
"Saya berharap Saga Saja ada sampai kapan pun agar tidak ada remaja Pariaman putus harapan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi," kata dia.
** Afridon
0 Komentar