Padang, Editor — Revitalisasi Satuan Pendidikan Tahun 2025 di SLB Negeri 2 Padang memasuki tahap akhir. Memasuki awal Desember, Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) terus mendorong percepatan agar seluruh ruang baru dan ruang hasil rehab dapat dipakai pada tahun ajaran mendatang.
Syamsir Tanjung, Panitia Pelaksana Lapangan, menyebut progres pembangunan per 5 Desember sudah mencapai tahap finishing dan pengecatan.
“Sekarang tinggal finishing dan pengecatan. Saya perkirakan sebelum 15 Desember sudah selesai,” ujarnya, Jumat (5/12/2025).
Meski dikebut, Syamsir menegaskan kualitas tetap menjadi prioritas. Ia merespons temuan retakan pada beberapa bagian dinding.
“Pengerjaan belum selesai. Retakan-retakan itu akan diperbaiki. Mutu tetap nomor satu bagi kami,” tegasnya.
Harapan serupa disampaikan Wakil Kesiswaan, Qori Adriandi. Ia ingin seluruh ruang—empat kelas baru, satu ruang pembelajaran khusus, dan tiga ruang kelas bidang—bisa digunakan pada tahun ajaran baru 2026.
“Kita berharap tahun ajaran baru nanti semuanya sudah bisa ditempati,” katanya.
Kepala SLB Negeri 2 Padang, Miky Indra M, SPd, MPd, memastikan seluruh pekerjaan dikejar sesuai target dari Direktur SLB, Direktorat PKPLK Kemendikdasmen, pasca kunjungan Menteri ke Sumbar.
“Kami berusaha maksimal. Minimal minggu ketiga Desember secara fisik sudah siap. Harapannya, 2 Januari 2026 seluruh gedung sudah dapat dimanfaatkan,” jelasnya.
Miky menyampaikan bahwa panitia melakukan evaluasi harian demi memastikan pekerjaan tak meleset dari jadwal.
“Setiap tukang selesai bekerja, kami langsung evaluasi dan bermusyawarah. Arahan direktur jelas: paling lambat 31 Desember tuntas. Tapi komitmen kami, minggu ketiga sudah rampung,” ujarnya.
Selain revitalisasi gedung, pihak sekolah juga tengah mengupayakan pembangunan gedung serbaguna yang kini sedang dalam proses administrasi dengan progres 50 persen.
“Kami sedang menyiapkan berkas aset dan sertifikat. Sudah ada titik terang. Kami diminta melengkapi persyaratan agar bisa diusulkan tahun 2026,” ujar Miky.
Ia menegaskan, gedung serbaguna sangat dibutuhkan karena lapangan tengah sekolah dinilai potensial untuk pengembangan olahraga indoor.
“Pak direktur melihat pentingnya ruang serbaguna, terutama saat hujan agar siswa tetap bisa berolahraga,” tutupnya.
** Afridon


0 Komentar