![]() |
| Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumatera Barat, Fajar Sukma Senin 22 Desember 2025 pukul 13.07 Wib |
PADANG .Editor— Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumatera Barat, Fajar Sukma, menegaskan pentingnya kebijakan yang komprehensif dan berbasis regulasi dalam upaya pencegahan bencana alam di Sumbar.
Hal itu disampaikan Fajar Sukma pada Senin, 22 Desember 2025. Ia menilai, pencegahan bencana tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus melibatkan regulasi lintas sektor, terutama yang berkaitan dengan hutan lindung dan hutan produksi.
“Pemutus kebijakan harus jelas. Regulasi dari dinas terkait, khususnya kehutanan, wajib ada dan ditegakkan. Hutan lindung dan hutan produksi tidak boleh dikelola tanpa aturan yang tegas,” ujar Fajar Sukma.
Menurutnya, berbagai bencana yang terjadi belakangan ini merupakan bagian dari siklus alam yang telah lama berlangsung. Ia mengaitkan fenomena tersebut dengan perubahan cuaca ekstrem, seperti tingginya penguapan akibat panas dan pergerakan angin musiman.
“Angin laut yang menguap tinggi lalu bertiup ke daratan, bergerak dari Aceh, Medan, hingga bertemu di wilayah Sumatera Barat. Siklus ini terus berulang dan berdampak pada cuaca ekstrem,” katanya.
Menariknya, Fajar Sukma juga mengaitkan fenomena alam tersebut dengan nilai spiritual. Ia menyinggung Surat Ar-Rum ayat 41 dalam Al-Qur’an, yang menjelaskan tentang kerusakan di darat dan laut akibat perbuatan manusia.
“Dalam Al-Qur’an, Surat Ar-Rum ayat 41, sudah dijelaskan bahwa kerusakan di bumi terjadi karena ulah manusia. Apa yang kita alami hari ini sejalan dengan itu,” ungkapnya.
Fajar menambahkan, pendekatan ilmiah dan spiritual sejatinya saling melengkapi. Siklus panas yang tidak menentu dan perubahan alam yang merusak, menurutnya, menjadi peringatan agar manusia lebih bijak dalam mengelola lingkungan.
“Ini bukan sekadar panas atau tidak panas. Secara spiritual dan ilmiah, keduanya sejalan. Tinggal bagaimana kita mengambil pelajaran dan melakukan pencegahan,” tegasnya.
BPBD Sumbar berharap ke depan ada sinergi kuat antarinstansi, regulasi yang tegas, serta kesadaran kolektif masyarakat untuk menjaga alam demi meminimalkan risiko bencana
**Afridon


0 Komentar