Dharmasraya, Editor — Pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V Padang terus memperkuat infrastruktur pertanian di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Tahun 2025 ini, sebanyak tujuh titik proyek irigasi tengah dikerjakan di sejumlah titik strategis, seperti Tanjung Ampalu dan Ampang Kuranji.
Proyek ini merupakan bagian dari kegiatan SNVT PJPA WS Batanghari Provinsi Sumatera Barat, dengan total nilai kontrak mencapai Rp13,2 miliar. Salah satu pekerjaan besar adalah peningkatan jaringan irigasi Batanghari Paket II, yang dilaksanakan oleh CV. Jaya Vista Group dengan masa kerja 210 hari kalender dan masa pemeliharaan 365 hari kalender.
PPK Irigasi BWS Sumatera V, Rahmadatul Hidayat, menyebutkan proyek ini menjadi prioritas untuk mempercepat pemerataan air pertanian dan meningkatkan produktivitas pangan daerah.
“Pembangunan irigasi ini diharapkan mampu menghidupkan kembali lahan pertanian yang selama ini bergantung pada hujan. Petani bisa menanam lebih dari sekali setahun, dan hasil panen akan meningkat,” ujarnya.
Sementara itu, pihak kontraktor Ridalman yang didampingi Feri, saat ditemui di Rumah Makan Ombak Pauh, Pariaman, menyatakan kesiapannya menjaga mutu pekerjaan.
“Kami berkomitmen menyelesaikan proyek sesuai spesifikasi dan waktu yang ditetapkan. Ini proyek penting bagi masyarakat,” katanya.
Manfaat Besar untuk Petani Dharmasraya
Keberadaan jaringan irigasi baru ini langsung dirasakan oleh petani di wilayah Pulau Punjung, Sitiung, hingga Koto Baru. Air kini mengalir lancar ke sawah-sawah, sehingga petani bisa menanam dua hingga tiga kali setahun dan menekan risiko gagal panen.
Dengan irigasi yang teratur, lahan tidur mulai digarap kembali. Petani tak lagi cemas menanti hujan. “Sekarang air selalu ada, kami bisa olah sawah kapan saja,” ujar seorang petani di Sitiung.
Dorong Ekonomi Pedesaan
Pantauan beritaeditorial.com menunjukkan, manfaat proyek irigasi tidak hanya untuk pertanian. Ketersediaan air juga mendorong pertumbuhan usaha baru di pedesaan.
Produktivitas padi meningkat signifikan.
Pendapatan petani naik karena biaya air berkurang.
Tumbuh usaha pendukung seperti penggilingan padi, warung tani, dan penyedia pupuk.
Selain itu, air irigasi turut menghidupkan perikanan air tawar (lele, nila, gurami) serta peternakan sapi dan kambing yang kini berkembang di sekitar aliran irigasi.
Perkuat Ketahanan Pangan dan Lingkungan
7 titik irigasi Dharmasraya menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memeratakan pembangunan dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Infrastruktur air yang memadai membuka akses ekonomi baru bagi masyarakat pedesaan dan menekan kesenjangan antarwilayah.
“Irigasi bukan hanya bangunan fisik, tapi investasi jangka panjang untuk kesejahteraan petani dan kemandirian pangan,” ungkap seorang pengawas lapangan di lokasi proyek Tanjung Ampalu.
Selain manfaat ekonomi, irigasi juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan, mengurangi erosi, serta menjaga kelembaban tanah. Air yang mengalir di saluran sekunder menciptakan habitat alami bagi organisme air yang mendukung ekosistem pertanian berkelanjutan.
Dengan rampungnya tujuh titik irigasi tahun ini, Dharmasraya diharapkan menjadi lumbung pangan baru di Sumatera Barat, sekaligus model pengelolaan air yang efisien dan berkelanjutan.
** Afridon
0 Komentar