Arjohan: Lokalisasi Sintai Masih Hidup, Ratusan PSK Bertahan di Balik Tembok Moralitas Batam

 

lokalisasi Sintai di Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batu Aji, Batam,

Batam, Editor– Penelusuran langsung yang dilakukan Arjohan wartawan beritaeditorial.com, menguak fakta mengejutkan: lokalisasi Sintai di Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batu Aji, Batam, masih beroperasi dengan aktivitas prostitusi yang cukup masif, meski berkali-kali dijanjikan akan ditutup.Minggu 28 September 2025. pukul.18.54 Wib


Di kawasan RT 01/RW 14 Teluk Pandan yang lebih populer disebut “Sintai”, ratusan pekerja seks komersial (PSK) masih beroperasi. Berdasarkan keterangan warga dan sumber lapangan, jumlah PSK tahun 2025 diperkirakan berkisar ratusan orang, dengan rata-rata usia 20–35 tahun. Beberapa bahkan berasal dari daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, hingga Sumatra.

Tarif kencan bervariasi, mulai dari Rp150 ribu hingga Rp500 ribu sekali layanan, tergantung usia, penampilan, dan fasilitas. Praktik ini tidak hanya berlangsung di kamar-kamar sempit yang disewakan, tetapi juga mulai bergeser ke layanan online melalui aplikasi pesan.

Lebih miris lagi, laporan terbaru menyingkap adanya korban perdagangan manusia asal Bandung yang dipaksa bekerja sebagai PSK di Sintai tahun ini. Hal itu membuktikan, meski jumlah PSK berkurang dari masa kejayaannya pada 2000-an yang hampir menembus 500 orang, praktik maksiat tetap hidup dan bahkan makin tersembunyi.

Sejarah Sintai sendiri berawal sejak akhir 1980-an, seiring berkembangnya Batam sebagai kota industri dan perdagangan bebas. Nama “Sintai” lahir dari sebuah tempat hiburan tua yang kemudian melekat sebagai identitas lokalisasi, hingga lebih dikenal publik ketimbang nama aslinya, Teluk Pandan.

Pemerintah Kota Batam sudah berulang kali berjanji menutup kawasan ini, namun faktor ekonomi—mulai dari sewa kamar, warung, hingga pekerja sekitar—membuat rencana itu selalu mandek. Di sisi lain, tekanan moral dan agama terus menuntut langkah tegas.

Arjohan menegaskan, keberadaan Sintai hari ini menjadi potret kontras wajah Batam: kota industri modern dengan geliat ekonomi tinggi, tetapi masih menyimpan sisi gelap prostitusi yang sulit diberantas.


** tim

Posting Komentar

0 Komentar