Kebersamaan di Markas Jamaah Tabligh: Warung Haji Jadi Ruang Silaturahmi dan Persatuan



Suasana hangat terasa di Masjid Madinatul Munawwarah Berok, Padang, yang dikenal sebagai markas Jamaah Tabligh Wilayah Sumbar. Senin 25 Agustus 2025

Padang, Editor— Suasana hangat terasa di Masjid Madinatul Munawwarah Berok, Padang, yang dikenal sebagai markas Jamaah Tabligh Wilayah Sumbar. Senin malam itu, bukan hanya lantunan doa yang menyatukan jamaah, tapi juga secangkir kopi dan hidangan sederhana di Warung Haji, tempat berbagi kisah dan rezeki. Senin 25 Agustus 2025

Di warung sederhana tersebut, menu yang tersedia jauh dari kemewahan. Air tempayang, agar-agar, buah salak, gorengan tahu-tempe, nasi sub, roti, hingga kacang-kacangan menjadi sajian khas. Namun, justru kesederhanaan itulah yang menghadirkan rasa kebersamaan. “Tahu pakai cabe dan air hangat duku, itu sudah cukup bikin perut nyaman,” ujar salah seorang jamaah sambil tersenyum.

Kebersamaan makin terasa saat mereka berbagi pengalaman hidup. Dari mantan preman, polisi, ASN, pedagang, hingga jurnalis, semua melebur tanpa sekat. Tak jarang, mereka yang berlebih rezeki dengan ringan hati membayar untuk kawan yang sedang kesulitan.

Bagi jurnalis investigasi Afridon dari Beritaeditorial.com dan rekannya Mebri Tanjung, malam itu menjadi momen berharga. “Kami di sini bukan hanya meliput, tapi ikut merasakan bagaimana shalat berjamaah Magrib dan Isya benar-benar mempersatukan semua lapisan masyarakat,” ujarnya.

Sosok-sosok seperti Abak Pak Pon dan jamaah Tabligh Surbex menambah warna pertemuan. Obrolan ringan bercampur dengan canda, doa, dan renungan, menjadikan Warung Haji lebih dari sekadar tempat makan. Ia menjadi ruang silaturahmi, tempat iman dan persaudaraan tumbuh bersama.

Di balik sajian sederhana, terselip makna besar: bahwa persatuan bisa lahir dari kebersahajaan, dan kebersamaan bisa tumbuh dari doa serta secangkir kopi hangat di malam penuh keberkahan.


**Afridon

Posting Komentar

0 Komentar