![]() |
Sebuah lubang menganga lebih dari 10 meter menghiasi ruas Jalan Nasional di KM 8, Sipora Utara, |
Mentawai .Editor– Sebuah lubang menganga lebih dari 10 meter menghiasi ruas Jalan Nasional di KM 8, Sipora Utara, tepat di depan SMP Negeri Sipora Tuapeijat. Kerusakan ini sudah terjadi sejak Desember 2024, namun hingga kini tak ada tanda-tanda perbaikan dari pihak berwenang.
Kondisi jalan yang ambruk tidak hanya mengganggu kelancaran transportasi, tetapi juga menjadi ancaman serius bagi pengguna jalan. Kendaraan roda empat, seperti bus dan truk, harus ekstra hati-hati melewati jalan yang licin dan menyempit akibat tumpukan material tanah. Warga yang melintasi kawasan itu pun selalu waswas, takut terjadi kecelakaan fatal.
Balai Jalan Nasional Diam, Warga Resah
Wartawan Minangsatu Online mencoba mengonfirmasi masalah ini kepada James, perwakilan Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah Sumbar yang berkantor di KM 7 Sipora. Namun, respons yang diterima justru mengecewakan.
"Kami tidak punya anggaran saat ini, lagi kosong," ujar James dengan nada arogan sebelum buru-buru meninggalkan awak media dengan alasan ingin menemui Sekda.
Tidak hanya itu, upaya menghubungi Kepala Balai Kementerian PU Wilayah Sumbar, Ir. Thabrani, MT, juga menemui jalan buntu. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada jawaban atau tanggapan dari pihak terkait.
Viral Dulu Baru Diperbaiki?
Di tengah ketidakpedulian Balai Jalan Nasional, Dinas PU Kepulauan Mentawai justru menyarankan solusi yang tak biasa: Viralkan dulu, baru diperbaiki!
Kepala Dinas PU Kepulauan Mentawai, Asmen Simanjorang, yang telah meninjau lokasi bersama Sekda, mengungkapkan bahwa perwakilan Kepala Balai Jalan hanya memberi saran agar masalah ini diviralkan agar mendapat perhatian lebih cepat.
"Dana kosong, mau dibayar pakai apa? Luar biasa," kata Asmen menirukan ucapan James dengan nada geram.
Warga Menunggu Tindakan Nyata
Sikap diam dan saling lempar tanggung jawab dari instansi terkait membuat warga semakin kecewa. Mereka berharap ada langkah konkret, setidaknya tindakan darurat sebelum ada korban jiwa akibat kondisi jalan yang semakin memburuk.
"Kami hanya ingin pemerintah bertanggung jawab. Kalau perbaikan permanen belum bisa, minimal ada langkah sementara untuk mencegah kecelakaan," ujar seorang warga setempat.
**Afridon
0 Komentar